Suara.com - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Yusuf Martak menyatakan bahwa PA 212 tak akan lagi mendukung Prabowo Subiyanto jika kembali mengajukan diri jadi calon presiden di pemilu 2024.
Yusuf juga menyinggung bahwa Prabowo Pernah menandatangani pakta intergitas yang beirsi 17 poin.
“Tidak ada satupun untuk Habib Rizieq dan untuk kita. Hanya poin ke-17 memulangkan Habib Rizieq, itu saja,” ujar Yusuf Martak dalam video yang diunggah kanal YouTube Refly Harun pada Selasa, 8 Februari 2022, seperti yang dikutip dari Terkini.id -- jaringan Suara.com.
Ia menyatakan bahwa motor penggerak Prabowo adalah PA 21 yang tidak dibayar maupun dikontrak untuk mendukung Prabowo pada Pilpres 2009.
Baca Juga: Anies Baswedan Didoakan Jadi Presiden, Pengamat: Sebatas Harapan
Oleh karena itu, menurutnya menjadi hal wajar jika nantinya PA 212 menyatakan tak mendung Prabowo Subiaonto di Pilpres mendatang.
Tak hanya itu, Yusuf Martak sendiri menyatakan bahwa Prabowo dan Sandiaga Uno pernah membawa uang karungan yang berasal dari iuran umat pada Pilpres 2019.
“Mana ada capres dan cawapres pulang bawa duit karungan?” ungkapnya.
Dalam hal ini, Yusuf mempertanyakan mengenai bagaimana cara Prabowo mengembalikan dana umat dan memilih bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
Untuk GNPF Ulama, Yusuf mengklaim bahwa pihaknya belum memutuskan arah dukungan politik pada pemilu 2024 mendatang.