Suara.com - Nama Ade Irma Nasution memang bisa dipisahkan dari peristiwa tragis yang Gerakan 30 September 1965 (G30/S).
Putri bungsu petinggi angkatan darat, Jenderal A.H Nasution itu tertembak di punggung di kediamannya sendiri.
Ade Irma meninggal usai dirawat enam hari usai penembakan, 6 Oktober 1965 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta.
Foto lama, ciuman A.H Nasution kepada putrinya sebelum disemayamkan kembali muncul di media sosial.
Baca Juga: Jendral Dudung Abdurachman Sebut Radikalisme Semakin Marak, Najwa Shihab Ditantang Petani
Dalam foto lawas yang diunggah oleh pemilik akun Twitter @indo_history101 menampilkan A.H Nasution yang tengah mencium Ade Irma.
Pada foto tersebut, Ade Irma sudah dibalut kain dan dinyatakan telah tiada.
"Ciuman terakhir Jenderal A.H Nasution untuk putri tercintanya,Ade Irma Suryani yang tewas tertembak dalam peristiwa G30/S dan menghembuskan napas terakhir pada 6 Oktober 1965 setelah dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.
Ade Irma sendiri lahir pada 19 Fabruari 1960 dan meninggal di usianya yang masih 5 tahun, 6 Oktober 1965.
Pemerintah membangun monumen untuk tempat peristirahatan Ade Irma Suryani di Kebayoran Baru. Makamnya tak diusik meski kompleks pemakaman tersbeut dialihfungsikan sebagai gedung perkantoran.
Baca Juga: Ustaz Derry Sulaiman Dukung Ceramah Oki Setiana Dewi Soal KDRT, Ini Alasannya
Namanya juga banyak digunakan untuk menamai sekolah, panti asuhan, taman hiburan, jalan, dan lain sebagainya.