Ia terpaksa memindahkan anaknya yang duduk di kelas 3 SD, Narendra Yudhistira, karena sekolah tempat anaknya belajar di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, tidak memberi pilihan belajar secara daring.
Rodhial tidak ingin anaknya tertular di sekolah, selain juga ingin terhindar dari risiko anaknya membawa virus ke rumah.
"Tapi pertimbangan terbesarnya lebih ke kesehatan anak saya."
"
"Kita enggak tahu apakah setelah terkena COVID kita benar-benar bisa sembuh total atau ada dampak panjangnya," tutur Rodhial.
"
Meskipun pihak sekolah sudah menerapkan sejumlah protokol kesehatan, Rodhial menilai akan sangat sulit bagi anak-anak usia sekolah dasar untuk mematuhinya setiap saat.
"Dia awalnya sedih harus berpisah dengan teman-temannya, tapi dia juga mengerti dan tidak terlalu terbebani."
Ia juga rela memindahkan putranya ke sekolah yang memiliki pilihan kelas daring, yang berarti ada pengeluaran ekstra uang pangkal sekolah.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Pemkab Tangerang Aktifkan Kembali Rumah Isolasi di Tiap Kecamatan
Menteri Pendidikam Budaya, Riset, dan Teknologi mengubah kebijakan petemuan tatap muka (PTM), yakni daerah yang berstatus PPKM Level 2 bisa mengurangi kapasitas PTM menjadi 50 persen, mulai Kamis kemarin.