Suara.com - Anggota Komisi IX DPR RI fraksi PKS, Netty Prasetiyani, menegaskan bahwa pemerintah seharusnya menjadi contoh penegakkan disiplin protokol kesehatan atau prokes di tengah pandemi Covid-19. Salah satu yang harus dilakukan ialah dengan menghentikan kegiatan kenegaraan secara offline. .
Hal itu berkaca dari adanya kejadian kerumunan warga tidak dapat terelakkan ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi bagi-bagi kaus di Pasar Porsea, Toba, Sumatera Utara, Rabu (2/2/2022).
"Pemerintah harus menjadi contoh penegakkan disiplin prokes dengan menghentikan sementara kegiatan offline kenegaraan, seperti kunjungan kerja," kata Netty saat dihubungi, Sabtu (4/2/2022).
Menurutnya, saat ini pemerintah harus menerapkan rapat dan pertemuan lainnya secara online. Kunjungan atau inpeksi lapangan juga harus diminimalisir.
"Kegiatan kunjungan atau inspeksi lapangan diminimalisir hanya untuk hal-hal yang sangat penting dan mendesak," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan, gelombang ketiga covid terutama varian Omicron jangan dianggap hal yang enteng.
"Ancaman gelombang ketiga dengan varian Omicron jangan dianggap sepele agar kita tidak menyesal karena kehilangan aset SDM bangsa yang berharga seperti para pejabat negara, anggota legislatif atau ASN," tandasnya.
Viral Kerumunan Presiden
Untuk diketahui, kerumunan warga tidak dapat terelakkan ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi bagi-bagi kaus di Pasar Porsea, Toba, Sumatera Utara, Rabu (2/2/2022). Menanggapi itu, pihak Istana memastikan kalau kepala daerah sudah memberi imbauan kepada masyarakat untuk mengenakan masker.
Baca Juga: Sentil Kerumunan Jokowi di Sumut, Demokrat: Teladan Presiden dan Pembantunya Makin Drop!
Kehadiran Jokowi tersebut sontak menjadi seperti magnet bagi para warga. Kepala daerah yang bertanggung jawab dengan wilayahnya pun lantas meminta warga untuk tetap menjaga protokol kesehatan.
"Mereka diimbau sebelumnya untuk menggunakan masker oleh kepala wilayah," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono saat dikonfirmasi Suara.com, Jumat (4/2/2022).
Heru menuturkan kalau antusiame masyarakat itu tidak dapat terbendung apalagi kalau daerahnya belum pernah dikunjungi Jokowi sebelumnya. Seperti yang terjadi di Kabupaten Daire, Sumatera Utara di mana Jokowi menjadi presiden pertama yang mengunjungi wilayah itu.
"Mereka sangat antusias, contohnya Kabupaten Dairi sejak 74 tahun baru ini presiden hadir di Kabupaten Dairi sehingga antusias," ungkapnya.
Lebih lanjut, Heru belum memiliki alternatif lain untuk mengurai warga sehingga tidak ada lagi kerumunan. Menurutnya akan sulit di samping antusias warga yang sangat tinggi.
"Sulit ya kalau keinginan masyarakat ingin menyapa presiden."