Suara.com - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera turut mengomentari kerumunan warga yang tidak dapat terelakkan ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi bagi-bagi kaos di Pasar Porsea, Toba, Sumatera Utara, Rabu (2/2/2022). Menurutnya, masyarakat tidak bisa disalahkan, tanggung jawab ada di tangan presiden.
"Jangan salahkan masyarakat apalagi warga umum yang jarang bertemu Presiden. Tanggung jawab ada pada Presiden," kata Mardani lewat cuitannya di akun twitter pribadinya seperti dikutip Suara.com, Sabtu (4/2/2022).
Ia menilai semua imbauan taat protokol kesehatan akan percuma jika sosok teladannya tak bisa menegakkan aturan.
"Percuma menghimbau masyarakat jika teladan dan sistem tidak ditegakkan. Kasihan warga jika ada klaster karena kejadian ini," ungkapnya.
Baca Juga: Kunjungan Jokowi di Toba Picu Kerumunan, Ruhut Sitompul: Itu Bentuk Cinta Rakyat Indonesia
Ia mengaku khawatir kejadian di Sumatera Utara tersebut akan dirujuk di daerah-daerah lainnya.
Padahal menurutnya, kasus kerumunan yang dilakukan oleh elite justru kerap terulang.
"Dan khawatir akan dirujuk oleh masyarakat di daerah lain. Ini bukan kejadian pertama kali. Padahal pelanggaran kian dilakukan oleh elit jauh lebih berat sanksinya dibanding masyarakat awam," tandasnya.
Viral Kerumunan Presiden
Untuk diketahui, kerumunan warga tidak dapat terelakkan ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi bagi-bagi kaus di Pasar Porsea, Toba, Sumatera Utara, Rabu (2/2/2022). Menanggapi itu, pihak Istana memastikan kalau kepala daerah sudah memberi imbauan kepada masyarakat untuk mengenakan masker.
Baca Juga: Kecelakaan di Sunset Road Bali Viral, Honda Brio yang Dikendarai Bule Rusia Terbalik Hingga Ringsek
Kehadiran Jokowi tersebut sontak menjadi seperti magnet bagi para warga. Kepala daerah yang bertanggung jawab dengan wilayahnya pun lantas meminta warga untuk tetap menjaga protokol kesehatan.
"Mereka diimbau sebelumnya untuk menggunakan masker oleh kepala wilayah," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono saat dikonfirmasi Suara.com, Jumat (4/2/2022).
Heru menuturkan kalau antusiame masyarakat itu tidak dapat terbendung apalagi kalau daerahnya belum pernah dikunjungi Jokowi sebelumnya. Seperti yang terjadi di Kabupaten Daire, Sumatera Utara di mana Jokowi menjadi presiden pertama yang mengunjungi wilayah itu.
"Mereka sangat antusias, contohnya Kabupaten Dairi sejak 74 tahun baru ini presiden hadir di Kabupaten Dairi sehingga antusias," ungkapnya.
Lebih lanjut, Heru belum memiliki alternatif lain untuk mengurai warga sehingga tidak ada lagi kerumunan. Menurutnya akan sulit di samping antusias warga yang sangat tinggi.
"Sulit ya kalau keinginan masyarakat ingin menyapa presiden."