Suara.com - Seorang mahasiswi merasa diperlakukan gara-gara soal lagu tidak baik oleh kakak tingkat (kating). Hal ini diungkapkan sendiri oleh mahasiswi tersebut di akun Twitter @collegemenfess.
Mahasiswi tersebut mengaku kuliah di salah satu dari lima besar universitas top di Indonesia.
Ia yang mahasiswi semester awal yang diajak nongkrong di kafe oleh kating yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
"Kebetulan cafe itu lagi muter lagunya Denn* Cakn*n dan alm Did* Kemp*t, di situ aku reflek niruin lagunya karena lumayan sering dengar tetangga-tetangga yang sering muter lagu itu," ungkap mahasiswi tersebut
Baca Juga: Banjarnegara Geger! Viral Aksi Pasangan Gay Berciuman di Tempat Umum, Pelaku Diduga Siswa SMK
Perihal mengetahui lagu berbahasa jawa, ia kemudian malah diejek oleh sang senior.
"Eh (nyebut namaku) suer kamu suka lagu beginian? malu-maluin kampus aja," ungkap salah satu senior perempuan yang ditirukan mahasiswi baru tersebut.
"Iya kampus kita tuh top 5, mahasiswanya mayoritas dengerin lagu-lagu barat atau lagu yang lagi boomung gitu, enggak dangdut norak kayak gitu," timpal senior perempuan lainnya.
Namun tak hanya senior perempuan, senior laki-laki juga tak kalah nyinyir.
"Terus kakak tingkatku cowok nimpalin [bilang] wajar lah kan dia anak desa, orang desa kan lagunya lagu dangdut," ungkap senior laki-laki.
Sebagai mahasiswa junior, ia hanya syok mendengar pernyaan tersebut dan tak bisa membela diri.
Setelah lagu, ia juga diejek karena tak mengikuti organisasi apapun, hanya ikut magang hingga volunteer.
"Anjir enggak ikut apa-apa, susah lo ntar dapat kerja, kayak gue dan kating-kating lainnya di sini ikut organisasi dan kepanitiaan. Koneksi banyak, ntar lulus langsung dapat kerja," ungkap senior laki-laki.
"Lah kayak lu mah cuma magang, volunteer, danjadi apa tadi? BA? BA apa? enggak ngaruh buat daftar kerja," imbuhnya.
Cerita tersebut tentu mendapatkan berbagai respons dari warganet yang kesal.
"Agak enggak masuk akal, masa anak kuliahan yang bisa d katakan hampir dewasa pemikirannya kayak bocah SD gitu," komentar warganet.
"Bukan pasti enggak dapet. Lagu barat dan organisasi itu cuma salah satu alat buat bikin sirkel. Istilahnya keduanya itu cuma alat. Misal kerjaan ibarat perusahaan tujuan nah untuk nyampe ke sana kamu butuh kendaraan berupa koneksi dari sirkel tadi. Metode pdkt/kendaraannya banyak," imbuh warganet lain.
"Sukannya suudzon atau gimana, cuma modelan orang yang kayak katingmu itu biasanya pas di dalam kepanitiaan justru yang paling males dan paling enggak bisa kerja," tambah lainnya.
"Nder aku juga pernah kejadian kayak gitu. Aku akhirnya mintol ke komite tingkatku yang kebetulan dekat sama senior itu buat kasih tau lain kali jangan ngomong gitu, sakit hati rasanya," timpal lainnya.
Saat berita ini dibuat, cerita tersbeut telah disukai lebih dari 2000 kali di Twitter.