Selain Diduga Pungli Rp30 Ribu untuk Tidur, Warga Binaan Lapas Cipinang Dipatok Rp2 Juta untuk Bisa Selundupkan HP

Jum'at, 04 Februari 2022 | 16:56 WIB
Selain Diduga Pungli Rp30 Ribu untuk Tidur, Warga Binaan Lapas Cipinang Dipatok Rp2 Juta untuk Bisa Selundupkan HP
Pemusnahan Hape di Lapas Cipinang
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, tengah menjadi sorotan karena dugaan pungutan liar (pungli) terhadap warga binaannya untuk dapat tidur beralas kardus di lorong sel.

Kekinian dari informasi yang diterima Suara.com, petugas Lapas juga diduga mematok tarif ke warga binaan yang mau menyelundupkan telepon genggam ke dalam ruang tahanan.

Disebutkan untuk satu telepon genggam, warga binaan diharuskan membayar tarif Rp1,5 juta hingga Rp 2 juta.

Agar bisa memiliki telepon genggam, warga binaan harus terlebih dahulu berkomunikasi dengan tahanan pendamping atau orang kepercayaan petugas Lapas. Kemudian akan disampaikan ke petugas Lapas.

Baca Juga: Viral Kasus Pungli! Napi Bisa Tidur Beralas Kardus Asal Bayar Rp 30 Ribu per Minggu, Begini Respons Kalapas Cipinang

Saat keluarga warga binaan menjenguk, akan diatur sedemikian rupa, hingga ponsel sampai ke tangan narapidana.

Terkait itu, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta, Ibnu Chuldun, dengan tegas membantah kabar tersebut.

“Informasi tersebut tidak benar semua,” tegasnya saat dihubungi Suara.com pada Jumat (4/2/2022).

Seperti pemberitaan sebelumnya, warga binaan pemasyarakatan yang berada di Lapas Cipinang diharuskan membayar Rp 30.000 setiap minggu agar bisa tidur dengan nyaman beralas kardus di lorong tahanan.

Bahkan disebutkan untuk bisa tidur di dalam kamar dengan fasilitas yang lebih baik para warga binaan harus mengeluarkan uang lebih Rp5juta hingga Rp25 juta. Uang tersebut diduga disetorkan ke petugas lapas.

Baca Juga: PTM di Jakarta Jadi 50 Persen, Pemprov DKI Usul Level PPKM Jakarta Dinaikkan

Warga binaan harus mengeluarkan biaya untuk dapat tidur dengan nyaman karena lapas yang sudah melebihi kapasitas.

Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Kelas I Cipinang, Tonny Nainggolan juga membantah kabar itu.

"Sementara ini setelah ditelusuri, kami tidak menjumpainya," kata Tonny saat dihubungi Suara.com.

"Jajaran saya juga sudah telusuri dan tindak lanjuti. Tidak ada ditemukan," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI