Gedung Sapta Pesona di Merdeka Barat, Jakarta ini pernah menjadi pusat Kementerian Pariwisata RI. Nama departemen berubah menjadi Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya di bawah kepemimpinan Kabinet Pembangunan Ketujuh Soeharto.
Dengan nama departemen yang berubah maka otomatis gedung ini juga berubah menjadi Kementerian Pariwisata dan Seni Negara. Terjadi lagi perubahan lagi pada masa Kabinet Persatuan Gus Dur memimpin, kesatuan dari Kementerian Pariwisata dan Seni Negara menjadi Departemen Pariwisata dan Kebudayaan.
Lalu selama kepemimpinan Presiden Megawati, nama tersebut berubah lagi menjadi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Negara. Berganti nama lagi menjadi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata selama masa jabatan pertama kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono atau Kabinet Indonesia Bersatu.
Pada masa Kabinet Indonesia bersatu kedua, nama tersebut berganti nama lagi menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sedangkan tanggung jawab terhadap perawatan kebudayaan dipindahkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pada masa Jokowi menjabat sebagai Presiden pada tahun 2014, nama kementerian berubah menjadi Kementerian Pariwisata. Joko Widodo berencana untuk melakukan spin off Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif menjadi organisasi terpisah dan diberi nama Badan Ekonomi Kreatif.
4. Desain/ Arsitektur Gedung Sapta Pesona
Arsitektur Gedung Sapta Pesona disebut berdesain Candi Bentar di Bali. Pembangunan Gedung Sapta Pesona terjadi secara bertahap mulai Agustus 1992, selesai pada Juni 1995. Gedung sempat mengalami perubahan desain dari desain aslinya.
Awalnya gedung ini dibangun berlantai satu, namun desainnya kemudian berubah menjadi 25 lantai. Arsitek gedung adalah Ir. Panogu Silaban, putra dari arsitek Frederich Silaban.
Konsepnya memadukan wawasan nusantara dengan teknologi tinggi, didesain berdasarkan konsep candi bentar, terdapat undakan di 6 lantai di bawah. Penerapan estetika candi Bentar ke dalam bentuk bangunan modern memang disengaja, proporsi bangunan ala candi sengaja dibentuk menggunakan kaca dan aluminium.
Baca Juga: 5 Kontroversi Pandji Pragiwaksono: Dari Kucing Hewan Gember, Terbaru Sebut Ada Menteri Gay
Masalahnya adalah keterbatasan dalam eksperimen dan kemampuan menyatukan konsep modern dengan tradisi candi maka masyarakat menjadi gagal menangkap hubungan antara konsepsi Candi Bentar dengan teknologi modern. Sehingga, sampai sekarang Gedung Sapta Pesona masih dinaggap sebagai candi institusi kapitalis sampai dianggap sebagai lingga dan Yoni.