Contoh Khutbah Jumat Bulan Rajab dan Topik yang Cocok tentang Sejarah Islam hingga Keajaiban Al-Quran

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 03 Februari 2022 | 14:08 WIB
Contoh Khutbah Jumat Bulan Rajab dan Topik yang Cocok tentang Sejarah Islam hingga Keajaiban Al-Quran
Contoh Khutbah Jumat Bulan Rajab dan Topik yang Cocok tentang Sejarah Islam hingga Keajaiban Al-Quran - Sejumlah umat Islam mendengarkan khotbah sebelum menunaikan sholat Jumat berjamaah di Masjid At-Tin, Jakarta, Jumat (13/8/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

4. Keajaiban Al-Quran

Al-Quran tidak seperti buku lain, sebuah buku yang tidak memiliki kontraksi dan tidak memiliki kesalahan linguistik, sejarah atau ilmiah.  Di dalamnya berisi sesuatu yang telah ada selama lebih dari 1400 tahun. Oleh karena itu, Khatib pun bisa membawa topik keajaiban Al-Quran dalam khotbah Jumat. 

5. Cara Membawa Perubahan

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah kondisi suatu bangsa sampai mereka mengubah apa yang ada di dalam diri mereka sendiri." Al-Quran (13:11)

Tidak ada yang bisa mengklaim bahwa mereka sempurna! Ada hal-hal yang kita lakukan yang harus kita hentikan, dan ada beberapa hal yang harus kita lakukan dan yang tidak kita lakukan. Hal-hal seperti ini bisa disampaikan kepada umat muslim didalam khotbah Jumat  untuk meningkatkan kesadaran umat muslim untuk belajar menjadi manusia yang lebih baik  dari waktu ke waktu. 

Contoh khutbah Jumat bulan Rajab

Berikut dikutip dari Nu.or.id, contoh khutbah Jumat bulan Rajab, berjudul Memaknai Bulan Rajab.

Suatu hari Rasulullah bersama sahabatnya mendapati situasi krisis air. Hingga waktu shalat Ashar tiba, mereka yang berikhtiar mencarinya di berbagai tempat tidak berhasil memperolehnya. Air yang tersedia hanyalah air sisa yang jumlahnya tak banyak.   Dalam situasi tersebut, Nabi melakukan sesuatu yang membuat orang tercengang. Rasulullah memasukkan tangan beliau ke dalam air sisa yang berada dalam sebuah wadah itu dan berseru kepada para sahabatnya, "Ayo mulailah berwudhu. Berkah datang dari Allah."   Para sahabat menyaksikan di sela-sela jari Nabi memancar air. Para sahabat tak hanya bisa wudhu dengan sempurna, tapi juga menghilangkan rasa haus karena air juga bisa diminum. Kisah ini bisa kita temukan dalam 'Umdatul Qari' Syarah Shahih Bukhari.

Yang menarik dari cerita tadi adalah kata-kata Rasulullah tentang "al-barakah mina-Llâh". Kisah tersebut menunjukkan bahwa berkah bersumber dari Allah, bukan manusia, air, pohon, matahari, atau lainnya. Meskipun, objek yang diberkahi itu bisa apa saja, termasuk air dan jemari Nabi. Krisis air bukan halangan bagi para sahabat untuk beribadah, bahkan mereka bisa sekaligus menyaksikan mukjizat Nabi yang tentu kian meningkatkan keteguhan iman mereka.   Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Dalam Lisanul Arab, "barakah" dimaknai sebagai an-mâ' waz ziyâdah, tumbuh dan bertambah. Sebagian ulama merinci lagi bahwa berkah adalah bertambahnya kebaikan (ziyâdaatul khair). Kebaikan yang dimaksud tentu bukan kenikmatan duniawi, melainkan tingkat kesadaran kita kepada Allah, taqarrub ilallah.

Baca Juga: Niat Puasa Rajab Hari Ini, Lengkap Dengan Doa Niat di Siang Hari dan Tata Cara Puasa

Berkah dengan demikian tidak terkait dengan banyak atau sedikitnya harta benda. Orang yang kaya raya bisa jadi tidak mendapat keberkahan hidup ketika harta bendanya justru membuatnya merasa perlu dihormati, merendahkan orang miskin, berfoya-foya, atau untuk aktivitas maksiat. Sebaliknya, kemiskinan bisa mendatangkan berkah saat hal itu melatihnya bersabar, mensyukuri nikmat, atau bersikap baik kepada tetangga.   Berkah juga tidak harus berhubungan dengan kesehatan. Sebab, kondisi sakit pun kadang bisa membuat orang instrospeksi diri (muhasabah), tobat, dzikir, dan mengingat-ingat hak-hak orang lain yang mungkin ia langgar. Meskipun, sakit pun juga bisa berbuah malapetaka ketika seseorang justru lebih banyak mengeluh, mencibir karunia Allah, atau melakukan sesuatu yang melampaui batas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI