Rayakan Imlek, PDIP Kenang Megawati Ketika Tunjuk Ahok jadi Cagub DKI
Megawati membuktikan bahwa PDIP sebagai Rumah Kebangsaan Indonesia Raya bukanlah sekedar kata-kata belaka.
Suara.com - Ketua Umum Megawati Soekarnoputri mengarahkan agar PDI Perjuangan menjadi Rumah Kebangsaan Indonesia Raya.
Menurut Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto arahan itu telah dibuktikan sendiri oleh Megawati.
Di mana Megawati membuktikan bahwa PDIP sebagai Rumah Kebangsaan Indonesia Raya bukanlah sekedar kata-kata belaka.
Menurut Hasto, semua bisa memahami prinsip itu ketika PDIP mengusung Basuki Tjahaja Purnama alias BTP atau Ahok untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta pada Pilkada lalu.
Hal itu dikatakan Hasto saat merayakan Imlek secara virtual dari Gedung Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDIP.
"Kita tak melihat etnisnya. Pak Ahok ketika dicalonkan menjadi calon gubernur DKI, bukan karena dilihat etnisnya tetapi kualifikasi kepemimpinannya. Itulah yang menjadi karakter Pancasila dibumikan dalam seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Inilah Indonesia tanpa diskriminasi," kata Hasto, Selasa (1/2/2022).
Hasto mengingat semangat perjuangan Indonesia merdeka, lebih khusus bagi warga negara etnis Tionghoa yang saat ini merayakan Imlek. Bagaimana warga Indonesia etnis Tionghoa masa perjuangan dahulu, kata Hasto berjuang untuk Indonesia merdeka, dengan menghidupi semangat antikolonialisme dan antiimperialisme.
Dalam konteks sekarang perjuangan itu bisa diwujudkan lewat aspek kepedulian dan keadilan sosial.
"Mereka yang memegang kendali korporasi besar misalnya, tidak hanya CSR, namun bagaimana melalui bidang usaha mereka, membawa spirit berdikari. Karena sebagai bangsa kita satu. Ini yang ditegaskan Bung Karno. Menyatu dalam jiwa bangsa Pancasila yang mengedepankan gotong royong," ujar Hasto.
Dalam perayaan Imlek tahun ini, Hasto turut mengingatkan masa Megawati selagi menjabat sebagai Presiden ke-5 RI. Di mana ketika Megawati masih menjabat ia melakukan langkah bersejarah berdasarkan ideologi Pancasila, yakni dengan menetapkan Hari Raya Imlek sebagai Hari Libur Nasional.
Hasto berujar keputusan Megawati itu bermakna sangat luas. Di satu sisi, hal tersebut merupakan pengakuan atas kepeloporan tokoh Indonesia beretnis Tionghoa dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Sekaligus sebagai sebuah perwujudan pemahaman kultural atas hubungan Indonesia yang berabad lamanya dengan Tionghoa.
"Namun bukan hanya Imlek yang kita rayakan. Tetapi kita rayakan juga hari lahir NU, hari lahir Muhammadiyah kita rayakan, hari lahir PDI Perjuangan tentunya, Natal, Nyepi. Dan di bulan puasa, di Rumah Budaya ini, juga kita angkat nilai Islam sebagai rahmatan lilalamain selama sebulan penuh," tutur Hasto.
"Inilah ekspresi Rumah Kebangsaan Indonesia Raya yang jadi jati diri PDI Perjuangan," tandasnya.