Tanggapi BNPT soal Pesantren dan Terorisme, Politisi PKS: Jangan Membuat Gejolak dan Kegaduhan

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Selasa, 01 Februari 2022 | 15:02 WIB
Tanggapi BNPT soal Pesantren dan Terorisme, Politisi PKS: Jangan Membuat Gejolak dan Kegaduhan
Ilustsrasi logo BNPT atau Badan Nasional Penanggulangan Terorisme di Facebook. [BNPT]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Alhabsyi meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tidak menyebarkan informasi sensitif ke publik.

Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, ia menilai informasi terkait dugaan temuan gerakan terorisme di pondok pesantren (ponpes) yang disampaikan Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar seharusnya disampaikan secara tertutup.

"Saya ingin ingatkan kepada BNPT kalau ada informasi itu cukup ditahan dulu nanti didengarkan, kalau mau bicara khusus dengan Komisi III, bicara, jangan di publik dikeluarkan. Sehingga kita bisa menyisir," kata Aboe di Jakarta, Senin (31/1).

Anggota Komisi III DPR itu tak meyakini kebenaran informasi yang disampaikan Kepala BNPT tersebut. Dirinya mengingatkan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari pejuang-pejuang dari pondok pesantren.

Baca Juga: Antara Erick Thohir, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, Siapa yang akan Digandeng PKS untuk Pilpres 2024?

"Jadi jangan mudah membuat gejolak dan kegaduhan yang cukup merepotkan di ujung-ujung tahun politik seperti ini," ujarnya.

Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, mengatakan internet menjadi tantangan utama pemberantasan terorisme selama pandemi Covid-19. [Antara]
Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, mengatakan internet menjadi tantangan utama pemberantasan terorisme selama pandemi Covid-19. [Antara]

"Saya katakan tolong sebagai lembaga yang sangat sensitif BNPT hal-hal yang sifatnya ke publik yang bisa membuat kegaduhan tolong diredam, informasi-informasi intelijen cukup di dalam sambil disisir," tegas Aboe Bakar.

Sebelumnya Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar, mengatakan BNPT menghimpun sejumlah pondok pesantren (ponpes) yang diduga terafiliasi dengan kelompok terorisme.

BNPT mencatat 11 ponpes terafiliasi dengan Jamaah Anshorut Khilafah (JAK), 68 ponpes terafiliasi Jamaah Islamiyah (JI), dan 119 ponpes terafiliasi Anshorut Daulah/simpatisan ISIS.

"Tentunya ini juga merupakan bagian upaya-upaya dalam konteks pencegahan yang kami laksanakan di lapangan," ujarnya.

Baca Juga: Dianggap Potensial, PKS Lirik Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo untuk Capres 2024

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI