Suara.com - A, ibu seorang anak difabel yang menjadi korban perkosaan dan pencabulan di Bogor, menceritakan kembali kejadian yang menimpa anaknya, E.
Pelaku kekerasan seksual terhadap penyandang tunagrahita itu berjumlah tiga orang. Dua pelaku sudah ditangkap polisi, sedangkan satu orang lagi sedang dikejar.
Setelah mendapatkan kekerasan seksual, E tidak langsung menceritakannya kepada orang tuanya. Dia bercerita kepada seorang tetangga.
A cukup detil menceritakan apa yang dialami putrinya. Tapi dalam tulisan ini, tidak ditampilkan.
Setelah mendapatkan informasi dari tetangga, A menyampaikan kepada suaminya.
Selanjutnya, kedua orang tua E bersama-sama pergi ke lampu merah Salabenda, Kabupaten Bogor, untuk mencari informasi dari pengamen. Tempat kejadian perkara tidak jauh dari situ.
"Di sana ada anak pengamen yang juga kebetulan saya kenal, namanya Iboy. Saya minta informasi gitu," kata A.
Iboy kebetulan sedang berada di lampu merah bersama dua temannya.
Belakangan baru diketahui, salah satu teman Iboy adalah pelakunya.
"Kebetulan ada dua anak yang suka nongkrong di gorong-gorong itu. Kan E dikerjainnya di gorong-gorong."