Suara.com - Wasekjen PA 212, Novel Bakmumin, menilai masih banyak putra putri terbaik bangsa untuk dijadikan Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) baru Nusantara ketimbang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Menurutnya, Ahok sudah gagal sebagai figur.
Hal itu disampaikan Novel menanggapi pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menilai mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok penuhi syarat menjadi pemimpin IKN Nusantara.
"Sangat disesalkan seakan akan tidak ada lagi putra putri yang terbaik di negeri ini, khususnya putra putri terbaik dari Kalimantan kan banyak, kenapa mesti ada Ahok," kata Novel saat dikonfirmasi, Jumat (28/1/2022).
Menurutnya, Ahok merupakan produk gagal dan hanya buat gaduh negara saja. Ia menilai jika Ahok dipilih keutuhan negara justru terancam.
"Keutuhan bangsa sangat terancam kalau dipaksakan juga berarti agenda IKN ini sangat diduga sarat kepentingan politik oligarki yang diduga sudah satu paket, yaitu dengan Ahok-nya, TKA-nya, pendanaanya, pengelolanya, semua sudah dengan matang terencana dan tidak boleh diganggu oleh siapapun," ungkapnya.
Selain itu, Novel mengatakan, kekinian banyak pihak telah menyuarakan penolakan terhadap pemindahan Ibu Kota. Untuk itu, menurutnya, harus dipertimbangkan untuk menghentikan proyek tersebut.
"Dengan banyaknya penolakan dari berbagai unsur tentunya menjadi pertimbangan untuk rezim saat ini untuk menghentikan berdirinya IKN karena sangat merugikan rakyat khususnya Kalimantan itu sendiri dan seluruh rakyat Indonesia," tandasnya.
PDIP Jagokan Ahok
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai Ahok, di antara nama-nama yang dianggap memenuhi kriteria sebagai kepala otorita IKN.
Baca Juga: Tuan Guru Bajang Komentari Soal IKN : Rencana Pemerintah Tidak Boleh Membawa Beban Bangsa
"Tapi siapa yang akan diputuskan itu kami serahkan kepada Presiden Jokowi hanya saja PDIP punya nama-nama calon yang memenuhi syarat untuk itu, termasuk Pak Basuki Tjahaja Purnama beliau juga punya kepemimpinan yang cukup baik, selama menjadi wakil gubernur dan gubernur di Jakarta," kata Hasto, Kamis (27/1/2022).
Untuk memimpin ibu kota negara Nusantara dibutuhkan sosok pemimpin yang memiliki pandangan yang visioner, komprehensif, dan pemahaman terhadap tata kota, kata Hasto.
Sosok tersebut juga mesti bisa memadukan antara gambaran smart city dan aspek kultural.
"Untuk mencerminkan bagaimana kebudayaan dari bangsa Indonesia dan juga dari pandangan geopolitik, di mana sejak zaman Bung Karno Kalimantan itu ditempatkan sebagai koridor yang strategis di dalam membangun kepemimpinan Indonesia bagi dunia," kata Hasto.
"Tapi siapa yang akan diputuskan itu kami serahkan kepada Presiden Jokowi."