Apa Itu Bencana Hidrometeorologi yang Ditakuti Terjadi saat Musim Hujan? Penyebab dan Bahayanya

Rifan Aditya Suara.Com
Jum'at, 28 Januari 2022 | 15:47 WIB
Apa Itu Bencana Hidrometeorologi yang Ditakuti Terjadi saat Musim Hujan? Penyebab dan Bahayanya
Apa Itu Bencana Hidrometeorologi yang Ditakuti Terjadi saat Musim Hujan? Penyebab dan Bahayanya - Ilustrasi Banjir. (Pixabay.com/Hermann)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apa itu bencana hidrometeorologi? Bencana ini ditakuti dan sering terjadi di musim hujan.

Selain itu, perubahan iklim juga ditengarai menjadi salah satu penyebab bencana hidrometeorologi. Nah, untuk tahu lebih banyak apa itu bencana hidrometeorologi, sebaiknya kalian simak artikel ini.

Pengertian Bencana Hidrometeorologi

Perlu diketahui, bencana adalah kejadian atau peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan manusia. Penyebab bencana dapat berupa faktor alam dan tidak.

Baca Juga: Lima Rumah Runtuh Akibat Longsor di Jalan Masuk Kebun Raya Balikpapan, Pemkot dan DPRD Diduga Tak Bertindak Sama Sekali

Sementara Hidrometeorologi adalah ilmu tentang fenomena atmosfir. Jika didefinisikan secara harafiah maka bencana hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan oleh fenomena atmosfir.

PBB mendefinisikan ancaman hidrometeorologi sebagai sebuah proses atau fenomena dari astmosferik, hidrologis, atau oseanografis yang pada dasarnya dapat menyebabkan kehilangan nyawa, luka-luka atau dampak kesehatan lainnya, kerusakan properti, kehilangan mata pencaharian dan pelayanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.

Menurut Kepala Pusat Studi Bencana (PSB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Dr. Chatarina Muryani M.Si, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan oleh parameter-parameter meteorologi seperti temperatur, curah hujan, angin, dan kelembapan.

Parameter-parameter tersebut dapat menimbulkan bencana seperti longsor, banjir, hingga angin puting beliung, kata Chatarina Muryani, dilansir uns.ac.id (21/12/2021).

Serupa dengan Chatarina, dosen Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) Dr Deni Septiadi MSi melalui its.ac.id, menyebutkan bahwa bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang diakibatkan fenomena meteorologi seperti angin kencang, hujan lebat, dan gelombang tinggi.

Baca Juga: Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi di Puncak Musim Hujan

Para akademisi ini pun mengingatkan pentingnya masyarakat untuk paham dan mengetahui bencana hidrometeorologi. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi besar setiap tahunnya terkena jenis bencana ini.

Penyebab Bencana Hidrometeorologi

Perubahan iklim menjadi faktor utama penyebab bencana hidrometeorologi. Entah itu fenomena Suhu Muka Laut seperti La Nina ataupun terjadi badai dan sebagainya.

Selain perubahan iklim, penyebab bencana hidrometeorologi tentu adalah kerusahan alam atau hutan sebagai penyeimbang siklus air dan curah hujan. Dimana pihak yang bertanggung jawab atas kerusakan alam ini adalah manusia.

Bahaya Bencana Hidrometeorologi di Indonesia

Warga beraktivitas dengan latar belakang awan hitam di kawasan Setu Cikaret, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/12/2020).   [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]
Warga beraktivitas dengan latar belakang awan hitam di kawasan Setu Cikaret, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/12/2020). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]

Telah disebutkan di atas bahwa bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah lonsor, puting beliung, hingga kekeringan. Parahnya, seluruh wilayah Indonesia hampir mengalami semua bencana semacam ini setiap tahun.

"Data BNPB selama satu dekade ini mencatat 98 persen frekuensi kejadian bencana adalah hidrometeorologi," kata Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati di Ambon, Rabu (13/10/2021).

Bencana hidrometeorologi diakibatkan parameter-parameter meteorologi, seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin. Ia mengatakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, terus terjadi di Indonesia dalam 10 tahun terakhir.

Setelah banjir, bencana hidrometeorologi yang paling banyak terjadi adalah longsor dan puting beliung. Meskipun kekeringan memiliki jumlah kejadian yang lebih sedikit tapi dampak turunannya cukup signifikan.

Berdasarkan dara BMKG, kebakaran hutan dan lahan menempati jumlah kejadian terbanyak setelah puting beliung. Untuk tahun 2019, wilayah yang paling banyak mengalami bencana hidrometeorologi adalah Jawa Tengah.

Namun banjir bandang yang terjadi di NTT pada April 2021 lalu tentu menjadi pengingat. Bahwa bencana hidrometeorologi ini dapat terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Demikian penjelasan singkat apa itu bencana hidrometeorologi, penyebab dan bahayanya bagi Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI