Jet F35 yang Jatuh di Laut China Selatan Pesawat Tercanggih Senilai Rp1,4 T

SiswantoBBC Suara.Com
Jum'at, 28 Januari 2022 | 14:37 WIB
Jet F35 yang Jatuh di Laut China Selatan Pesawat Tercanggih Senilai Rp1,4 T
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Angkatan Laut AS berpacu dengan waktu untuk mencapai lokasi pesawat jet tempurnya yang jatuh - sebelum China sampai di sana terlebih dahulu.

Pesawat F35-C senilai $100 juta (Rp1,4 triliun) jatuh di Laut China Selatan pada Senin (24/1) setelah apa yang digambarkan Angkatan Laut AS sebagai "kecelakaan" ketika lepas landas dari kapal induk USS Carl Vinson.

Ini adalah jet terbaru Angkatan Laut, sarat dengan peralatan rahasia. Karena terjadi di perairan internasional, ini menjadi suatu perburuan.

Siapa pertama menemukan, dialah yang mendapatkannya.

Baca Juga: Pesawat Tempur Jatuh ke Laut China Selatan, AS Berupaya Lakukan Pemulihan

Hadiahnya? Semua rahasia di balik kekuatan jet tempur tercanggih yang sangat mahal ini.

Baca juga:

Tujuh pelaut AS luka-luka ketika jet itu jatuh setelah menabrak bagian dek kapal induk Vinson selama latihan militer.

Jet itu sekarang tergeletak di dasar laut, tetapi apa yang terjadi selanjutnya adalah sebuah misteri. Angkatan Laut AS tidak akan mengkonfirmasi lokasinya atau berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencari dan mengambilnya.

Beijing mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan dan kian mengambil langkah untuk menegaskan klaim itu dalam beberapa tahun terakhir. China pun menolak mengakui putusan pengadilan internasional 2016 yang mengatakan negara itu tidak memiliki dasar hukum atas klaimnya.

Baca Juga: Pesawat Tempur Siluman F-35 Amerika Serikat Jatuh di Laut China Selatan

Kalangan pakar keamanan nasional AS mengatakan militer China akan "sangat tertarik" untuk mendapatkan jet itu dan kapal penyelamat milik AS tampaknya masih setidaknya 10 hari jauhnya dari lokasi kecelakaan.

Itu sudah terlambat, kata konsultan pertahanan Abi Austen, karena baterai kotak hitam pesawat akan mati sebelum itu, sehingga lebih sulit untuk menemukan pesawat tersebut.

"Sangat penting bagi AS untuk mendapatkannya kembali," kata Austen. "F-35 pada dasarnya seperti komputer terbang. Ini dirancang untuk menghubungkan aset-aset lain - Angkatan Udara menyebutnya 'menghubungkan sensor ke penembak'."

Apa yang mungkin terjadi selanjutnya di Laut Cina Selatan?

China tidak memiliki teknologi seperti F-35 sehingga bila mendapatkannya akan memberi mereka lompatan besar ke depan, katanya.

Ditanya apakah ada nuansa Perang Dingin dalam peristiwa ini, dia berkata: "Ini semua tentang siapa yang bakal duluan. Seperti film The Hunt For Red October dan The Abyss, Ini ibarat drama tiga babak yang brilian."


Apa keunggulan jet F-35 C?

  • Dilengkapi sistem misi berkemampuan jaringan yang memungkinkannya berbagi informasi secara real-time yang dikumpulkannya saat dalam penerbangan
  • Pesawat berbasis kapal induk dengan kategori "low observable" pertama milik Angkatan Laut AS yang memungkinkannya beroperasi tanpa terdeteksi di wilayah udara musuh
  • Punya sayap yang lebih besar dan roda pendarat yang lebih kuat sehingga membuatnya cocok untuk "peluncuran ketapel" dari kapal induk di laut
  • Memiliki mesin jet tempur terkuat di dunia dan dapat mencapai kecepatan hingga 1.200 mph (1.931 km/jam), atau Mach 1.6
  • Dapat membawa hingga dua rudal di sayap dan empat di dalam badan pesawat

Austen, mantan penasihat bagi Ketua Gabungan Kepala Staf Militer AS dan mantan diplomat senior AS untuk NATO dan Uni Eropa, mengatakan dia yakin setiap upaya China untuk mencoba mengklaim hak mendapatkan pesawat jatuh itu bakal semakin menekan Washington.

Dia juga yakin masalah ini muncul di saat yang rentan dan berbahaya setelah AS menarik militernya dari Afghanistan yang tidak terorganisir dan membawa bencana.

Tidak ada keraguan China menginginkan pesawat itu, meskipun spionase dunia maya bisa jadi membuat mereka sudah memiliki pengetahuan tentang interior, tata letak, dan cara kerjanya, kata Bryce Barros, seorang analis urusan China dan keamanan di Truman Project.

"Menurut saya mereka ingin melihat bagian-bagian yang sebenarnya dari pesawat itu, untuk lebih memahami bagaimana pesawat itu disusun dan menemukan kerentanannya."

Angkatan Laut AS mengakui dalam sebuah pernyataan bahwa operasi pengambilan pesawat sedang berlangsung setelah "kecelakaan" di atas kapal USS Carl Vinson.

Jadi bagaimana operasi pengambilan pesawat berlangsung?

Sebuah tim pencari dan pengambilan pesawat dari Angkatan Laut AS akan menempelkan beberapa perangkat ke badan pesawat jet yang kemudian akan dipompa perlahan untuk mengangkat puing-puing itu.

Operasi ini akan lebih sulit jika badan pesawat sebagian besar sudah tidak utuh.

Pesawat itu kemungkinan telah dipersenjatai dengan setidaknya beberapa rudal, baik yang ditempatkan di sayapnya atau di ruang senjata internal yang juga dapat mempersulit operasi pemulihan.

Sebelumnya sudah ada sejumlah peristiwa memburu aset militer asing dan ini bisa terulang lagi.

Pada tahun 1974, saat puncak Perang Dingin, CIA diam-diam menarik kapal selam Rusia dari dasar laut di lepas pantai Hawaii dengan menggunakan cakar mekanis raksasa.

Dua tahun sebelumnya, militer China diam-diam mengangkat kapal selam Inggris HMS Poseidon yang tenggelam di lepas pantai timur China.

Dan diyakini secara luas bahwa China mendapatkan puing-puing helikopter "siluman" rahasia AS yang jatuh dalam serangan di rumah Osama bin Laden pada tahun 2011.

"Kami yakin militer China pasti sudah melihat peralatan dan perangkat lunaknya," kata Barros.

Operasi penyelamatan terdalam yang berhasil memegang Rekor Dunia Guinness adalah pengangkatan puing-puing pesawat angkut Angkatan Laut AS dari dasar Laut Filipina pada Mei 2019.

Kedalamannya 5.638 meter di bawah permukaan laut.

Salah satu opsi lain bagi AS, tentu saja, adalah menghancurkan jet F-35 itu agar tidak sampai jatuh ke tangan Beijing.

"Hal termudah untuk dilakukan adalah men-torpedo-nya!" kata seorang perwira militer.

Namun pilihan itu masih bisa dikesampingkan.

REKOMENDASI

TERKINI