Minta Penutupan 90 Sekolah Di Jakarta, KSP: Jangan Panik Berlebihan

Jum'at, 28 Januari 2022 | 11:34 WIB
Minta Penutupan 90 Sekolah Di Jakarta, KSP: Jangan Panik Berlebihan
Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo. [KSP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo meminta masyarakat untuk tidak panik berlebihan saat melihat Pembelajaran Tatap Muka (100) persen di 90 persen di Jakarta dihentikan. Angka presentase sekolah yang ditutup masih kecil ketimbang jumlah sekolah secara keseluruhan.

Meningkatnya kasus Covid-19 akibat penyebaran varian Omicron memang dianggap Abraham perlu diwaspadai oleh masyarakat. Akan tetapi ia mengingatkan kepada masyarakat untuk terlalu berlebihan.

"Waspada harus proporsional, jangan panik berlebih. Kita ribut dengan penutupan 90 sekolah, padahal di Jakarta ada 6.421 sekolah," kata Abraham di gedung Bina Graha Jakarta, Jumat (28/1/2022).

Sesuai dengan data yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta, sebanyak 90 sekolah ditutup setelah ditemukan kasus Covid-19 pada siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Sekolah yang ditutup mencakup jenjang TK sampai SMA itu, tersebar di 5 wilayah kota Jakarta, yakni Jakarta Barat 9 sekolah, Jakarta Pusat 5 sekolah, Jakarta Selatan 31 sekolah, Jakarta Timur 42 sekolah, dan Jakarta Utara 3 sekolah.

Baca Juga: Pemerintah Diminta Evaluasi PTM 100 Persen Saat Omicron Melonjak, Legislator Netty: Kesehatan Siswa Jauh Lebih Penting

Abraham kembali menegaskan soal kebijakan pemerintah terkait PTM yang mengacu pada SKB 4 Menteri. Yakni di mana jumlah kehadiran siswa dalam PTM ditentukan dari level PPKM tiap daerah, sehingga bukan satu kebijakan untuk seluruh wilayah Indonesia.

"Jika angka kasus di Jakarta semakin naik dan level PPKM jadi level 3, maka otomatis PTM dibatasi maksimal 50 persen. Tapi jika level PPKM kembali membaik maka PTM dinaikan lagi hingga 100 persen. Ini diatur dalam SKB 4 Menteri," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Abraham juga menyampaikan hasil verifikasi lapangannya soal dampak pembelajaran jarak jauh terhadap kualitas belajar anak atau peserta didik saat pandemi Covid-19.

"Menurut kajian Kemendikbud dan Kemenag, hanya 15 persen anak SD kelas 1 yang nilainya sesuai standar. Bahkan Hasil verlap KSP malah menemukan 50 persen anak SD kelas 1 belum bisa baca tulis," katanya.

Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Omicron di Sekolah, Wapres Ma'ruf Amin Minta PTM Mesti Ikuti Aturan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI