Suara.com - Jembatan Sepan di Desa Bonagung kembali berdiri kokoh usai 11 tahun putus. Jembatan tersebut sebelumnya menjadi akses penghubung antara Dukuh Sedadi dan Dukuh Pancuran.
Warga menyambut gembira berfungsinya kembali jembatan Sepan. Atmodiharjo Sarimin, salah seorang warga Pancuran mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang telah membangun kembali jembatan itu. Kata dia, sejak jembatan putus, warga kesulitan akses.
"Sejak jembatan putus, warga harus memutar untuk menuju balai desa ataupun ke fasilitas-fasilitas umum lain yang letaknya di Dukuh Sedadi," kata Sarimin ditemui di lokasi, Kamis, (27/1/2022).
Disebutkan Sarimin, Jembatan Sepan terputus karena diterjang arus yang deras pada tahun 2010 lalu. Melalui program 1 OPD 1 Desa Dampingan, dibangun kembali untuk memudahkan akses warga.
Baca Juga: Gubernur Ganjar Tampil Gagah dengan Pakaian Adat Nusantara
Saat peresmian jembatan, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, meminta masyarakat untuk menjaga jembatan dan sungai secara baik-baik. Dia berpesan agar masyarakat tidak membuang sampah di sungai.
Membuang sampah di sungai, lanjutnya, akan mengakibatkan banjir dan bencana-bencana lainnya. Ketika bencana terjadi lagi, maka berdampak pada kehidupan masyarakat. Artinya, masyarakat perlu memulai menata kehidupan lagi.
“Saya titip, karena di bawah jembatan ini ada lubang saluran air, sampahnya jangan dibuang sembarangan. Itu yang biasanya menyebabkan kerusakan-kerusakan fatal. Bukan hanya kerusakan pada jembatan saja, tetapi juga berdampak pada persoalan lain,” katanya.
Sebagai informasi, Jembatan Sepan diperbaiki menggunakan Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Prima Duta Kencana dan PT Hefa Sarana. Biaya perbaikan jembatan tersebut menghabiskan dana Rp 204.912.300.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Dorong Kader PDIP Bantu Percepatan Pembangunan KKB