Suara.com - Mengawali tahun 2022, ShopeePay Talk, sebuah platform diskusi interaktif bulanan yang diinisiasi oleh ShopeePay kembali hadir dan membahas salah satu topik yang banyak dilirik masyarakat saat ini, yaitu mengeksplorasi hobi yang menyenangkan menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan.
Bertajuk Ubah Hobi Jadi Bisnis, Kenapa Enggak?, ShopeePay Talk mengundang dua pebisnis inspiratif dengan latar belakang dan hobi yang berbeda, yakni Nova Dewi, CEO & Co-Founder of Suwe Ora Jamu yang gemar mengeksplorasi racikan jamu tradisional dan Angel Chyntia, Co-Founder of Goban Cosmetics yang memiliki kecintaan pada dunia kecantikan.
Selain itu, turut hadir Yoris Sebastian, Founder of OMG Consulting and Co-Founder of Inspigo selaku pakar bisnis kreatif. Melalui diskusi interaktif bersama ketiga narasumber, ShopeePay Talk kali ini mengupas tuntas tentang suka duka serta strategi membangun bisnis yang berasal dari hobi.
Eka Nilam Dari, Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay mengatakan selama hampir 2 tahun di masa pandemi, sebagian besar masyarakat banyak melakukan aktivitas atau kegiatan baru dalam mendapatkan uang tambahan.
Baca Juga: 3 Hobi yang Menjadi Side Hustle, Kegiatan Menyenangkan di Masa Pandemi!
“Membangun bisnis yang berawal dari hobi itu membawa passion dan kebahagiaan, kami menyadari membangun bisnis dari hobi harus punya perencanaan matang sehingga menciptakan bisnis yang sustainable,” ucap Nilam.
“Semoga acara ini bisa jadi jawaban bagi teman-teman, menginspirasi dan ke depannya kami akan hadir dengan tema menarik, berbagai pengalaman tantangan bagi pelaku bisnis di Indonesia,” tambahnya.
Berkaca dari kisah perjalanan bisnis yang bermula dari hobi Nova Dewi dalam meracik jamu hingga membangun brand Suwe Ora Jamu, Angel Chyntia dengan hobi make up yang kini telah melahirkan produk make up-nya sendiri melalui Goban Cosmetics, serta insight dari pakar industri bisnis kreatif Yoris Sebastian, berikut adalah tiga strategi yang dapat diterapkan dalam membangun bisnis berbasis hobi.
Tentukan skala prioritas, bangun pola pikir bisnis. Salah satu tantangan yang dihadapi ketika membangun bisnis yang berasal dari hobi adalah memposisikan diri antara hobi yang digemari dengan bisnis yang harus terus berjalan dan dikembangkan.
Nova Dewi, CEO & Co-Founder of Suwe Ora Jamu mengatakan, Meski Suwe Ora Jamu berdiri atas dasar kecintaan saya terhadap jamu, perjalanannya pun tidak luput dari permasalahan bisnis.
Baca Juga: Dari Satu Hobi Bisa Ciptakan Tiga Hobi Baru di Masa Pandemi
“Salah satu hal yang selalu saya terapkan apabila dihadapkan pada sebuah tantangan bisnis adalah menyusun skala prioritas, mana yang memberikan dampak lebih besar pada bisnis,” ujarnya.
Nova menceritakan bahwa bisnis jamu berawal dari kesukaannya minum jamu yang telah dipupuk sejak kecil. Sehingga, berbeda dengan kebanyakan orang, rasa cintanya terhadap jamu semakin lama semakin tumbuh.
“Awal mula saya melihat peluang bisnis jamu adalah dari kebiasaan minum jamu itu sendiri. Di pasar, ada banyak bisnis yang menawarkan minuman berjenis kopi, teh, atau sirup, sedangkan yang saya tawarkan malah jamu. Terlebih, di Jakarta sendiri belum ada tempat yang secara khusus menawarkan minuman jamu. Dari situ saya melihat adanya peluang untuk memperkenalkan kebiasaan minum jamu dengan cara asik. Saya pun mengulik bagaimana cara membuat jamu yang enak dan cocok dengan lidah anak muda. Sehingga, mereka tidak lagi takut minum jamu karena rasanya yang identik dengan rasa pahit. Saya melihat, seru ya kalau dari hobi jadi peluang positif,” tutur Nova.
Strategi selanjutnya adalah terus eksplorasi hobi untuk menghindari kejenuhan. Tanpa adanya manajemen bisnis dan profesionalitas, bisnis yang berawal dari hobi dapat menjadi bumerang dan beban. Lebih-lebih, hobi yang awalnya menyenangkan dan mendatangkan kebahagiaan, justru bisa mengundang kejenuhan.
Angel Chyntia, Co-Founder of Goban Cosmetics menuturkan, Goban Cosmetics selalu menekankan kolaborasi sebagai salah satu cara untuk mengeksplorasi hal-hal baru serta menggali inspirasi dari berbagai tokoh yang mengemban visi serupa. Dengan begitu, bisnis akan makin maju dan di saat yang bersamaan juga kita dapat terhindar dari rasa jenuh.
“Melalui inovasi serta trial-and-error, saya mendapatkan kesempatan untuk belajar hal baru dan mengulik lebih dalam lagi dunia kecantikan yang belum pernah ditemui sebelumnya. Selain dapat terus memacu semangat dan ketertarikan terhadap hobi yang telah dijalankan selama bertahun-tahun, hal ini juga sekaligus menjadi salah satu strategi pengembangan produk yang efektif,” papar Angel.
Langkah terakhir adalah jaga orisinalitas dan berikan sentuhan strategi marketing yang personal. Bagi pebisnis, yang terpenting adalah kemampuan untuk menyelaraskan idealisme dan preferensi pribadi tersebut dengan peluang pasar yang ada.
Yoris Sebastian, Founder of OMG Consulting & Co-Founder of Inspigo menyampaikan, mengubah hobi atau karya menjadi sebuah peluang bisnis memiliki privilesenya sendiri. Penggiat hobi tentu memiliki kedekatan personal dengan produk atau karya yang dihasilkan serta industri yang digeluti, sehingga bisnis yang didirikan bisa membawa sentuhan cerita yang unik, orisinil, dan personal guna menciptakan brand yang lebih melekat di hati konsumen.
“Usaha ini juga tentunya harus diimbangi dengan kegiatan marketing dan branding yang mengacu pada preferensi dan perilaku konsumen, serta bagaimana hobi kita dapat menjawab kebutuhan konsumen. Sehingga, pada akhirnya, riset pasar yang diimbangi dengan storytelling yang personal, lambat laun akan menggaet komunitas konsumen yang loyal,” ungkap Yoris.
ShopeePay Talk akan terus dihadirkan setiap bulan dengan tema-tema yang menarik untuk berdiskusi dan berbagi informasi dari perspektif bisnis secara ringan, trendy, dan insightful. Nantikan ShopeePay Talk episode berikutnya dengan tema dan narasumber menarik lainnya.
Unduh aplikasi Shopee secara gratis melalui App Store atau Google Play dan segera aktifkan ShopeePay.