Suara.com - PT Bank Central Asia Tbk atau BCA membukukan laba bersih sebesar Rp31,4 triliun pada tahun 2021, atau tumbuh 15,8 persen secara tahunan.
Hasil kinerja itu ditopang pertumbuhan dana dan kredit disertai dengan peningkatan kualitas aset, sehingga biaya provisi tercatat menurun 19,6 persen.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan bahwa pertumbuhan total kredit sebesar 8,2 persen secara tahunan, sejalan dengan pemulihan perekonomian nasional. Pertumbuhan kredit terjadi hampir di semua segmen, terutama ditopang oleh segmen korporasi dan KPR.
“Inovasi digital dan pengembangan ekosistem bisnis mendorong frekuensi transaksi online mencetak rekor tertinggi. Capaian ini mendukung dana giro dan tabungan (CASA) naik 19,1 persen secara tahunan,” kata Jahja dalam paparan publik di Jakarta, secara virtual, Kamis (27/1/2022).
Baca Juga: Cara Daftar KlikBCA Individual, Lengkap dan Gak Ribet!
Ia menambahkan, penyaluran kredit baru di segmen korporasi tumbuh dua kali lipat dibandingkan level pra-pandemi, sementara untuk segmen UKM dan KPR juga mampu melebihi capaian di tahun 2019.
Sejalan dengan pencapaian itu, kredit korporasi naik 12,3 persens secara tahunan mencapai Rp286,5 triliun. Pertumbuhan kredit diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.
Sedangkan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,2 persen didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.
Pada sisi pendanaan, CASA tumbuh 19,1 persen secara tahunan menjadi Rp767 triliun, berkontribusi hingga 78,6 persen dari total dana pihak ketiga.
Deposito juga tumbuh 6,1 persen secara tahunan menjadi Rp208,9 triliun. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga naik 16,1 persen menjadi Rp975,9 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 14,2 persen secara tahunan menjadi Rp1.228,3 triliun.