Pemerintah Sebut Omicron Lebih Ringan dari Varian Delta, LaporCovid-19: Narasi Membahayakan Masyarakat!

Kamis, 27 Januari 2022 | 16:15 WIB
Pemerintah Sebut Omicron Lebih Ringan dari Varian Delta, LaporCovid-19: Narasi Membahayakan Masyarakat!
Ilustrasi varian Omicron. Pemerintah Sebut Omiron Lebih Ringan dari Varian Delta, LaporCovid-19: Narasi Membahayakan Masyarakat! [Foto: ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim Koalisi Warga LaporCovid-19 menilai narasi menenangkan yang digaungkan pemerintah terkait peningkatan kasus Covid-19 akibat varian Omicron akan membahayakan kesehatan masyarakat.

Co-Inisiator LaporCovid-19, Ahmad Arif mengatakan meski sejumlah ahli menyebut tingkat kesakitan akibat varian Omicron terbilang ringan, hal itu tidak bisa menjadi dasar pemerintah menganggap enteng lonjakan Omicron.

"Ini bisa menyebabkan misinformasi di masyarakat. Bisa jadi memang Omicron tidak memicu keparahan dibanding varian Delta, tapi dia tetap mematikan jika belum divaksinasi. Narasi ini bisa membahayakan dan membentuk respons masyarakat yang abai," kata Arif dalam diskusi CISDI, Kamis (27/1/2022).

Dia mencontohkan, di DKI Jakarta, peningkatan kasus Covid-19 akibat Omicron mulai terasa, bahkan angka keterpakaian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit sudah mencapai 45 persen.

Baca Juga: Sebut Omicron Tak Seganas Varian Delta, Menkes: Tak Perlu Panik karena Hospitalisasi dan Kematiannya Rendah

"Kita tentu berharap vaksinasi dan infeksi sebelumnya bisa membantu menahan gelombang omicron, tetapi apa itu cukup? bagaimana jika wabah ini meluas ke banyak daerah yang cakupan vaksinasi dan faskesnya lebih rendah dibanding Jakarta?," tuturnya.

Diketahui, sejumlah pejabat pemerintah meminta masyarakat untuk tenang namun tetap waspada dengan peningkatan kasus akibat Omicron, bahkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sendiri sudah meminta perkantoran untuk kerja dari rumah 50 persen.

Jumlah kasus Omicron di Indonesia telah mencapai 1.766 orang yang mayoritas masih berasal dari pelaku perjalanan luar negeri, namun sudah terdapat 449 kasus transmisi lokal yang berpotensi semakin meluas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI