Suara.com - Saat mengenakan busana adat Lampung, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendapat pujian dari Komisaris Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), Triawan Munaf.
"Pak Ganjar ini keren banget, baju adat mana?" ujar Triawan, usai audiensi di ruang rapat kantor gubernur, Jateng, Kamis (27/1/2022).
"Kita itu, setiap Kamis keempat pakai baju adat Nusantara. Nah hari ini pakai dari Lampung," kata Ganjar menjelaskan.
Memang sudah jadi tradisi bagi pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Jateng untuk mengenakan baju adat Nusantara di hari Kamis keempat tiap bulannya. Ganjar pun selalu tampil dengan busana adat dari penjuru Nusantara.
Baca Juga: Gubernur Ganjar Dukung Pemerintah Perpanjang PPKM hingga 31 Januari
Kamis kali ini, Ganjar mengenakan pakaian adat Lampung. Dipadu pakaian berwarna hitam, Ganjar gagah dalam balutan sarung tapis Lampung. Ia juga menggunakan kopiah yang diberikan Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona saat berkunjung ke Lampung pekan lalu.
"Kemarin waktu di Lampung, saya dikasih ini, sarung dan kopiah. Sebenarnya ada kerisnya juga," ucap Ganjar.
Pada pertemuan itu, Ganjar bersama Triawan membahas kolaborasi pengembangan tiga aspek di Jateng, yaitu Borobudur, Kota Lama dan Bandara.
"Buat saya, ini energi luar biasa. Aviasi datang, kemudian mengkonsolidasikan banyak kekuatan. Ada bandaranya, hotelnya, destinasinya. Kalau sudah jadi satu harapan, kita nanti juga secara komunikasi dan manajerialnya lebih gampang," katanya.
PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney adalah Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung. Anggotanya terdiri dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).
Baca Juga: Aktif Kirim Bantuan Langsung ke Masyarakat, Ini Jurus Ganjar Pranowo Turunkan Kemiskinan di Jateng
"Pariwisata mesti kita siapkan. Tadi saya menyampaikan kepada beliau-beliau untuk kita menyiapkan event, create event agar di tengah pandemi ini nggak kosong, tapi massal juga nggak boleh. Maka terbatas, sehingga sangat bisa dikontrol," kata Ganjar.
Ganjar berharap, audiensi di tengah peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron ini menghasilkan persiapan yang lebih matang. Maka pada Maret, yang diprediksi kasus melandai, pelaksanaannya bisa dipercepat.
"Mudah-mudahan Omicron bisa melandai nanti di Maret kira-kira, kemudian Februari kita siapkan dengan matang. Kita kolaborasi bareng-bareng dengan pemkab juga, pelaku wisata juga, maka Maret kita siap dengan berbagai kegiatan," tandas Ganjar.
Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), Dony Oskaria mengatakan, tiga aspek tersebut jadi prioritasnya setealah diskusi dengan berbagai stakeholder pusat maupun daerah. Borobudur utamanya, karena salah satu destinasi super prioritas di Indonesia.
"Kedua adalah Kota Lama Semarang. Ini hasil diskusi yang kami lihat kemarin bahwa ini merupakan salah satu kota terbaik yang pernah kita lihat," ujar Dony.
Di Kota Lama terdapat 32 bangunan yang dimiliki BUMN. Harapannya bisa memberikan kontribusi untuk menambah eksotisme yang sudah ada di Kota Lama.
"Ketiga tentu bandara, aksesibilitas juga diharapkan oleh BUMN menjadi pusat bagi UMKM Jawa Tengah. Jadi tidak hanya mengambil produk yang sudah besar, tetapi kita juga jadi tempat umkm kita untuk melakukan transaksi," tandasnya.
Sementara itu, Triawan berharap, dari pertemuan ini, InJourney sebagai holding yang membawahi aviasi dan pariwisata bisa memberikan kontribusi lebih banyak untuk geliat ekonomi di Jateng pasca pandemi.
"Holding ini akan mensinergikan aset BUMN di bidang aviasi dan pariwisata untuk kita bisa maksimalkan. Kontribusi kita ke pariwisata, terutama pasca Covid-19, sehingga kita bisa bangkit lebih cepat dan lebih kuat," tegasnya.