Suara.com - Kebocoran data pribadi warga Indonesia lagi-lagi kembali terjadi. Kali ini, sejumlah data pribadi peserta vaksin Covid-19 tersebar gegara dijadikan bungkus gorengan.
Kejadian ini menjadi viral dan langsung menggegerkan warganet. Peristiwa tersebut terungkap dan mendapatkan atensi setelah dibagikan oleh akun Instagram @/depok24jam.
Akun ini membagikan temuan seorang warga yang baru saja membeli gorengan. Ia mengakui habis membeli gorengan berupa onde-onde berserta molen di sebuah pedagang kaki lima depan minimarket.
"Saya beli gorengan onde-onde sama molen mini depan minimarket Pitara min," tulis warga ini sebagai keterangan Instagram seperti dikutip Suara.com, Kamis (27/1/2022).
Betapa terkejutnya warga ini saat menyadari isi kertas bungkus gorengan. Bungkus gorengan itu ternyata berupa daftar data pribadi peserta vaksin yang ditulis dengan pulpen.
Data berbentuk tabel itu meliputi nama, nomor induk kependudukan atau NIK, dan nomor ponsel. Data pribadi itu diduga mencapai puluhan orang milik peserta vaksin.
"Beli pisang molen pinggir jalan dapat bonus NIK dan nomor HP. Gimana gak dapat SMS penipuan dan kawan-kawan," lanjut warga ini.
Akun pengunggah kejadian ini lantas memberikan pesan bijak kepada panitia vaksin untuk menghancurkan dokumen-dokumen berupa data pribadi warga. Panitia vaksin juga diharapkan jangan asal membuat dokumen tersebut, apalagi menjual kertas ke penjual gorengan.
"Buat panitia vaksin, kalau ada dokumen-dokumen data peserta vaksin yang ada NIK nya jangan dibuang, apalagi dikasih ke kang gorengan atuh," pesan akun @/depok24jam.
Temuan data pribadi peserta vaksin yang dijadikan bungkus gorengan langsung mendapatkan atensi warganet. Hingga berita ini dipublikasikan, unggahan ini telah mendapatkan sedikitnya 4.000 tanda suka.
Warganet juga menuliskan beragam pendapat di kolom komentar mengenai temuan tersebut. Banyak warganet yang mengalami kebocoran data pribadi mereka.
Hal ini disadari warganet karena kerap mendapatkan SMS penipuan sampai tagihan dari pinjaman online atau pinjol. Padahal, warganet merasa tidak pernah meminjam ataupun menyerahkan data pribadi ke pihak pinjol.
"Pantes suka dapet WhatsApp dari pinjaman online atau pinjol," komentar warganet.
"Data pribadi kita cuma senilai bungkus gorengan," celutuk warganet.
"Bener banget min, adik saya mau vaksin gak bisa gara-gara udah ke pakai NIK nya sama orang lain," beber warganet.
"Pantes judi slot nawarin mulu lewat WA," tambah yang lain.
"Kalau mau buang kertas yang ada data penting kayak gitu mending sobek kecil-kecil dulu sih," saran warganet.
"Kenapa gak dihancurin aja ya? Kan ada mesin penghancur kertas, ntar bisa didaur ulang," timpal lainnya.
"Panitianya gak ngerti tentang keamanan data mungkin. Kalau di perusahaan udah pasti disimpen data fisik dan nonfisiknya. Kalau sudah lewat waktu langsung dihancurkan fisik datanya. Kalau ini mah mayan dikiloin gitu kali ya," jelas warganet.
Video yang mungkin Anda lewatkan: