Dilanda Krisis Hingga Kekeringan Dan Musim Dingin Parah, Sekjen PBB: Afghanistan Diambang Kehancuran

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 27 Januari 2022 | 13:47 WIB
Dilanda Krisis Hingga Kekeringan Dan Musim Dingin Parah, Sekjen PBB: Afghanistan Diambang Kehancuran
Sekelompok warga Afghanistan melintas di jalanan. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, pada Rabu (26/1), memperingatkan bahwa Afghanistan berada “diambang kehancuran.” PBB meminta sumbangan total senilai $8 miliar untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke lebih dari 22 juta warga Afghanistan tahun ini.

“Keadaan darurat kemanusiaan yang rumit berlangsung di Afghanistan,” kata Guterres dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB. Selama berbulan-bulan, ekonomi Afghanistan anjlok.

Kekeringan yang parah dan musim dingin yang brutal yang melanda negara tersebut telah memperburuk penderitaan sehari-hari para warga Afghanistan.

Taliban, yang merebut kekuasaan hampir enam bulan lalu, tidak bisa mengakses miliaran dolar aset pemerintah sebelumnya yang dibekukan di luar negeri, dan masyarakat internasional menunggu untuk melihat apakah Taliban memenuhi janji-janjinya dalam bertindak.

Baca Juga: Cerita Wanita yang Mengaku Bintang Film Dewasa Pertama Asal Afghanistan, Kabur dari Taliban saat Masih Kecil

Sementara itu, PBB dan mitra-mitranya berusaha memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang terus meningkat. Dua minggu lalu, organisasi itu mengatakan membutuhkan bantuan sebesar $4,4 miliar. Pada Rabu (26/1), PBB mengajukan permohonan bantuan tambahan senilai $3,6 miliar untuk mendanai layanan sosial yang penting, termasuk kesehatan dan pendidikan, serta pemeliharaan infrastruktur dasar.

Secara total, dibutuhkan dana sebesar $8 miliar guna mencegah warga Afghanistan dari kesusahan berkepanjangan.

Sekjen PBB juga mengimbau masyarakat internasional agar mencabut pembatasan yang merugikan ekonomi Afghanistan. Ia mendesak mereka agar cadangan mata uang dicairkan, dan terlibat kembali dengan bank sentral Afghanistan, serta memberi suntikan dana asing untuk ekonomi negara tersebut yang sangat rapuh. (Sumber: VOA Indonesia)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI