DME memiliki nomor cetane yang tinggi untuk digunakan sebagai pengganti bahan bakar diesel dan luka bakar tanpa jelaga. Pada awal 1990-an, JFE Group memulai pengembangan proses sintesis langsung DME untuk mewujudkan produksi massal DME berbiaya rendah.
Setelah pengembangan katalis yang efisien, uji pabrik sebanyak 50 kg / hari dan pengembangan pabrik percontohan 5 ton/ hari telah dilakukan. Sedangkan uji operasi pabrik demonstrasi 100 ton/ hari telah dimulai oleh DME Development Co., Ltd pada tahun 2003.
Selain itu, sebuah jurnal yang ditulis oleh Seunghyok Kim, dkk berjudul In Computer Aided Chemical Engineering tahun 2012 menjelaskan dimethil eter adalah salah satu sumber energi berkelanjutan karena bersih dan mudah ditangani. DME dapat dihasilkan dari berbagai bahan seperti batubara, gas alam (NG), dan biomassa.
Sebenarnya, pabrik DME berbasis NG juga telah beroperasi di Korea. Banyak penelitian juga telah menyelidiki proses berbasis NG dan desain reaktor yang diperlukan untuk penggunaan dimetil eter.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini berfokus pada sistem produksi DME menggunakan batubara sebagai bahan baku. Batubara menarik perhatian sebagai sumber energi yang akan datang karena penipisan minyak di Korea.
Sementara Korea sepenuhnya bergantung pada impor minyak mentah, batubara dapat dipasok oleh produksi dalam negeri. Untuk memutuskan batubara sebagai bahan baku, kita perlu menilai daya saing batubara.
Penilaian siklus hidup sistem produksi DME berbasis batubara dilakukan untuk mengevaluasi dampak lingkungan dan konsumsi energi. Penilaian sistem produksi DME berbasis batubara sehubungan dengan lingkungan dan penggunaan energi sangat penting untuk produksi DME yang berkelanjutan di Korea.
Demikian itu ulasan singkat tentang apa itu diametil eter dan manfaatnya untuk kehidupan manusia.