Suara.com - Polri berkoordinasi dengan sejumlah tokoh agama, masyarakat, hingga adat di Sorong, Papua Barat. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya bentrokan susulan antar dua kelompok yang sempat terjadi di tempat karaoke Double O.
"Polda jajaran langsung berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk mencegah tidak ada aksi balasan atau aksi lainnya," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Selasa (25/1/2022).
Selain itu, kata Dedi, Polda Papua Barat juga telah menggelar pertemuan dengan dua kelompok yang bertikai. Pertemuan ini sebagai upaya mencegah terjadinya gesekan kembali.
"Polsek Sorong Timur telah melakukan pertemuan antara kelompok," katanya.
![Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo mengumumkan Lomba Orasi Unjuk Rasa memperingati Hari HAM Sedunia. [ANTARA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/24/82520-kepala-divisi-kadiv-humas-polri-irjen-pol-dedi-prasetyo.jpg)
Sementara itu, terkait kasus bentrokan itu sendiri kekinian menurutnya tengah dalam tapah penyelidikan dan penyidikan. Proses ini dilakukan mengungkap siapa aktor intelektual di balik peristiwa tersebut.
Dedi menyebut penyelidikan dan penyidikan dilakukan oleh Polres Sorong dan Polda Papua Barat.
"Saat ini sedang dilakukan penyelidikan dan penyidikan untuk ungkap aktor intelektual dan pelaku-pelaku dari dua kelompok tersebut," ungkapnya.
18 Tewas Terpanggang di Tempat Karaoke
Dari laporan terakhir, Dedi menyebut total korban meninggal dunia dalam peristiwa ini tercatat sebanyak 19 orang. Satu korban meninggal karena bentrokan, dan 18 lainnya meninggal di tempat karaoke yang dibakar.
Baca Juga: Tewaskan 19 Orang, Polri Selidiki Aktor Intelektual Penyebab Bentrokan di Sorong
"Satu meninggal dunia karena bentrok dan 18 meninggal dunia di tempat hiburan yang terbakar. Masih di dalami dulu. Itu baru info awal," bebernya.