Suara.com - Virus corona varian Omicron telah menyebar dengan cepat di seluruh dunia, memaksa para pemerintah untuk merevisi strategi nasional masing-masing dalam menghadapi pandemi.
Omicron telah terbukti jauh lebih menular daripada varian lainnya, disertai peningkatan kemampuannya menghindari vaksin dan menyebabkan infeksi ulang.
Tetapi saat jumlah infeksinya melonjak, peningkatan rawat inap akibat penularan Omicron tidak terlalu dramatis.
Sudah ada bukti mereka yang telah disuntik dosis ganda atau telah menerima booster lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit atau meninggal jika terkena varian ini.
Baca Juga: Batuk Kering Hingga Sakit Tenggorokan, 5 Gejala Utama Infeksi Covid-19 Varian Omicron
Baca juga:
- Seperti apa dan bagaimana asal muasal varian Omicron?
- Lima kabar baik tentang Omicron di penghujung tahun 2021
- 'Masyarakat diminta waspada' dan pemerintah didesak 'tidak sembunyikan fakta' - transmisi lokal Omicron ditemukan di Indonesia
Hal ini telah mendorong beberapa negara, termasuk AS dan Inggris, untuk mempersingkat masa isolasi menjadi lima hari demi mengurangi masalah bagi warga yang diminta untuk tidak bekerja atau tidak sekolah.
Tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan negara-negara untuk tidak langsung berpuas diri dengan Omicron, sambil mengingatkan bahwa varian itu masih "mematikan", terutama di antara orang yang belum divaksinasi.
Jadi bagaimana penjelasan di balik pedoman baru itu dan apa yang kita ketahui tentang cara varian baru tersebut menyebar?
Berapa lama gejala Covid muncul?
Walau masih diperlukan lebih banyak studi untuk sepenuhnya memahami varian Omicron, penelitian sampai saat ini menunjukkan bahwa varian terbaru itu mungkin tidak hanya lebih ringan dari yang sebelumnya, tetapi juga memiliki masa inkubasi yang lebih pendek.
Baca Juga: Omicron Memuncak, Kasus Kematian Akibat Covid-19 Naik di Australia
Inkubasi adalah waktu antara seseorang tertular virus sampai muncul gejalanya.
Pada varian awal virus corona, gejala biasanya muncul dalam lima hingga enam hari setelah infeksi. Varian Delta, contohnya, diperkirakan empat hari.
Berdasarkan pengetahuan kami saat ini tentang Omicron, gejalanya tampak muncul dalam dua hingga tiga hari setelah infeksi.
Sebuah studi pendahuluan atas enam kasus Omicron di AS, yang diterbitkan pada Desember 2021, menemukan bahwa masa inkubasinya rata-rata tiga hari, dibandingkan varian lain yang sekitar lima hari.
Setelah seseorang terpapar Omicron, pelipatgandaan virus dapat dimulai dalam satu hari, kata Dr Vicente Soriano, ahli penyakit menular di Universitas Internasional La Rioja di Spanyol, kepada BBC.
Dalam waktu dua hari, penyakit tersebut dapat dideteksi.
Berapa lama seseorang yang sudah terinfeksi Covid bisa menularkan ke orang lain?
Para ilmuwan sudah tahu bahwa orang yang tertular virus corona cenderung lebih menular lebih awal selama infeksi mereka.
Terkait Omicron, diyakini bahwa virus itu dapat ditularkan satu hingga dua hari sebelum gejalanya mulai muncul dua hingga tiga hari setelahnya.
Dr Soriano mengatakan: "Kami percaya bahwa virus ini hanya menular selama lima hari. Dengan kata lain, kemampuan untuk menginfeksi orang lain, yaitu menularkan virus itu, berlangsung selama tiga hingga lima hari setelah tes positif, yang terjadi pada hari kedua infeksi."
Varian Omicron itu tampaknya tetap berada di dalam tubuh selama sekitar tujuh hari, katanya.
Ini berarti bahwa sekitar tujuh hari setelah timbulnya gejala, kebanyakan orang tidak akan lagi menularkan, jika mereka tidak lagi menunjukkan gejala apapun.
"Tapi ini kedokteran, bukan matematika, jadi Anda harus memberi sedikit kelonggaran," tegas Dr Soriano.
"Mungkin beberapa orang memiliki durasi yang sedikit lebih pendek, sekitar tiga atau empat hari, dan yang lain sekitar tujuh hari. Yang pasti dengan Omicron, infeksinya jauh lebih cepat dibandingkan dengan varian sebelumnya."
Cara terbaik untuk memastikannya adalah dengan melakukan tes antigen (juga disebut tes aliran lateral cepat) untuk mendeteksi apakah orang tersebut masih menular.
"Ini adalah tes yang lebih murah dan dapat mendeteksi apakah seseorang masih menularkan," katanya.
Kapan saya bisa bertemu orang lain setelah menunjukkan gejala Covid?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah menerbitkan pedoman yang memungkinkan orang yang dites positif Covid untuk bergaul dengan orang lain setelah lima hari isolasi, tetapi dengan persyaratan tertentu.
Inilah yang harus dilakukan jika Anda dites positif, menurut CDC:
- Jika Anda pernah menderita COVID-19 dan memiliki gejala, isolasi setidaknya selama 5 hari. Untuk menghitung periode isolasi 5 hari Anda, hari 0 adalah hari pertama gejala Anda.
- Jika Anda tidak lagi memiliki gejala atau gejala Anda membaik setelah lima hari, Anda dapat meninggalkan tempat isolasi atau keluar dari rumah Anda.
- Tetap gunakan masker saat Anda bersama orang lain selama lima hari ke depan.
- Hindari bepergian sampai 10 hari penuh setelah hari pertama mengalami gejala. Jika Anda harus bepergian pada hari ke 6-10, pakai masker yang ketat saat Anda berada di sekitar orang lain selama perjalanan.
- Jika Anda demam, terus isolasi di rumah sampai demamnya hilang.
Sumber: CDC
Berapa lama saya menular jika tidak memiliki gejala?
Banyak orang dengan Covid tidak mengalami gejala selama infeksi.
Mereka harus perkirakan infeksi itu bertahan untuk periode yang sama dengan seseorang yang memiliki gejala, kata Dr Soriano.
"Masih banyak yang belum diketahui tentang infeksi tanpa gejala. Tetapi durasinya tampak mirip dengan orang yang memiliki gejala," lanjut dia kepada BBC.
"Ada penelitian Covid pada anak-anak, yang biasanya tidak menunjukkan gejala, dan penelitian ini menunjukkan bahwa banyaknya virus pada mereka itu, bahkan tanpa gejala, sama seperti pada orang dewasa yang memiliki gejala."
Bisakah seseorang tanpa gejala menulari orang lain?
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi Covid, termasuk yang tidak memiliki gejala, masih dapat menularkan virus corona kepada orang lain.
Mereka lebih mungkin menulari orang lain, karena tidak akan menjalani isolasi atau menerapkan perilaku mencegah penyebaran virus.
Penelitian yang dipublikasikan di JAMA Network Open (Journal of American Medical Association) menemukan bahwa hampir satu dari empat kasus penularan dilakukan oleh orang-orang yang tidak bergejala.
Diperkirakan hal ini terjadi pada varian Omicron dalam proporsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan varian-varian sebelumnya.
Pihak berwenang merekomendasikan penggunaan masker, terutama di dalam ruangan, untuk membantu mengurangi risiko dari orang yang tidak sadar menyebarkan virus itu.