Suara.com - Ekonom senior Faisal Basri mengkritik soal pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru.
Faisal Basri memberikan komentar mengenai bentuk pemerintahan ibu kota baru tersebut.
"Bentuk pemerintahannya (di ibu kota baru) tidak ada. Bukan Daerah Istimewa, bukan apa, tapi Otorita," kata Faisal Basri, dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com.
Menurut Faisal, otorita merupakan sebuah bisnis. Lebih lanjut, ia juga menyoroti soal letak ibu kota baru yang berada di tengah industri besar.
Baca Juga: Dikaitkan dengan Pernyataan Edy Mulyadi yang Disebut Hina Kalimantan, PKS Bereaksi Tegas
"Ibu kota kita ini letaknya dikelilingi oleh industri sawit, industri batu bara. Mana ada ibu kota di tempat yang sekelilingnya bisnis-bisnis besar itu? Itu oligarki semua yang punya," jelasnya.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti sal rencana pembangunan IKN yang menggunakan dana pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Menurutnya, apabila dana PEN digunakan untuk membangun ibu kota baru, maka sama saja mengorbankan kepentingan rakyat.
"Dana PEN ini untuk rakyat. Untuk UMKM. Dana PEN ini, program pemulihan ekonomi nasional. Jadi rakyat langsung dikorbankan demi ibu kota," ungkapnya.
Faisal Basri mengingatkan bahwa Presiden Jokowi tidak menggunakan dana APBN untuk pembangunan megaproyek IKN.
Baca Juga: Menilik Isi RUU IKN yang Baru Disahkan: Kedudukan, Fungsi, dan Susunan Pemerintahan