Suara.com - Ibu Kota Negara (IKN) baru memang tengah menjadi sorotan publik. Kali ini, video grafis IKN juga mendapatkan berbagai respons, termasuk dari mantan Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah.
Dalam cuitannya Minggu (24/1/2022) di Twitter, Febri mengomentari video rancangan IKN yang dibagikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Pada video berdurasi 2 menit yang dibagikan Ridwan Kamil itu terlihat grafis rancangan tata kota untuk IKN.
Video tersebut juga lengkap menggambarkan rencana moda transportasi, letak istana negara, letak hutan kota, smart city, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, Febri menyatakan bahwa video tersebut bagus mengingatkan video grafis kawasan real estate di Bekasi.
"Bagus video grafisnya," tulis Febri yang dikutip oleh Suara.com.
"Jadi ingat video grafis kawasan real estate di Bekasi, Jawa Barat dulu. Videonya bagus dalam membangun impian," imbuhnya.
Cuitan tersebut tentu mendapatkan berbagai respons dari warganet.
"Berasa iklan properti Meikarta," komentar warganet.
Baca Juga: Viral Dugaan Penyekapan Pekerja di Sebuah Ruko di Batam, Ini Faktanya
"Iklan properti memang selalu keren," imbuh wargaet lain.
"Iklan dimana-mana, promosi di mal-mal besar, balon iklan terbang-terbang. Video keren, maket keren. Tapi ya gitu lah," tulis warganet di kolom komentar.
"Benar yang di Bekasi bermasalah dan Ibu kota baru perlu dipikirkan lagi tapi Mas Feb," timpal lainnya.
"Ibu kota belum pindah, banjir katanya sudah pindah duluan? kok kang Emil bilang bebas banjir?" balas warganet.
Febri Diansyah sendiri merupakan aktivis anti-korupsi, sebelumnya ia juga tergabung dalam Indonesia Corruption Watch (ICW).
Pada 2012, Febri dianugerahi penghargaan oleh Charta Politika Indonesia sebagai aktivis/pengamat politik paling berpengaruh pada tahun 2011. Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas intensitas pernyataan Febri terkait berbagai isu-isu korupsi yang terjadi di Indonesia.
Febri kemudian mendapatkan pengalaman baru setelah berhasil lolos serangkaian seleksi pegawai KPK. Awalnya, Febri bekerja di bagian Fungsional Direktorat Gratifikasi lembaga tersebut. Tak lama kemudian, tepatnya pada 6 Desember 2016, dirinya diangkat sebagai Kepala Biro Humas KPK.
Setelah empat tahun menjabat sebagai Kepala Biro Humas KPK, Febri baru-baru ini dikabarkan mengundurkan diri dari jabatannya tersebut. Belakangan diketahui, surat pengunduran diri Febri ternyata sudah diajukan sejak 18 September 2020.