Suara.com - Gempa berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada pukul 09.26 WIB, Sabtu (22/1/2022).
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan dampak gempa bumi dirasakan di daerah Melonguane, Kepulauan Talaud dengan kekuatan atau intensitas guncangan skala MMI III-IV.
"Yang artinya dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah," ujar Dwikorita dalam jumpa pers.
Dwikorita membeberkan akibat gempa tersebut, terjadi kerusakan ringan. Yakni kerusakan ringan pada kaca Gereja Jemaat Germita Ayalon di desa Pangeran.
Baca Juga: Ini Penjelasan BMKG Soal Gempa M 6,0 di Sulut, Ada Deformasi Lempeng Laut Maluku
"Hingga saat ini sudah ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi tersebut yaitu kerusakan ringan antara lain terjadi di Gereja Jemaat Germita Ayalon Pangeran," ucap dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno mengatakan terjadi kerusakan rumah milik keluarga Manaida di Desa Panulan, Kecamatan Kabaruan, Talaud. Dilihat dari konstruksi bangunan, menurutnya rumah tersebut bukan merupakan bangunan tahan gempa.
"Kami mendapat informasi adanya rusak pada rumah bagian belakang, kerusakan ringan. Kalau melihat konstruksi bangunan bukan merupakan bangun yang bukan tahan gempa," ucap Bambang.
Ia pun mengimbau masyarakat yang berada di wilayah yang rawan gempa untuk mempersiapkan bangunan yang tahan gempa.
"Kita harus beradaptasi dengan lingkungan, salah satunya harus mempersiapkan diri dengan banguan yang tahan gempa, tidak harus mahal bisa menggunakan yang lebih ringan," tutur Bambang.
Baca Juga: Gempa Melonguane Talaud Sulut Berkekuatan Magnitudo 6,1, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami
Koordinator Bidang Infrmasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami, Iman Fatchurochman juga mengatakan selain kerusakan rumah ringan dan kerusakan ringan gereja, satu orang mengalami luka. Karena itu ia mengimbau masyarakat waspada adanya kemungkinan gempa susulan.
"Jadi harap berhati-hati gempa susulan mungkin akan terjadi ke depan. Kita harapkan gempa susulannya kecil-kecil di bawah maginitiudo 5, namun tetap harus waspada. Kita nggak tahu guncangannya akan seberapa besar," kata Iman.
Sebelumnya Kepala BMKG Dwikorita menyebut gempa bumi tersebut tak bepotensi tsunami. "Gempa tektonik dengan kekuatan 6,1 yang telah mengguncang Kabupaten kepulauan Talaud Sulawesi Utara dan tidak berpotensi tsunami," tutur Dwikorita.
Dwikorita menuturkan dari hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter yang terupdate dengan magnitudo gempa bumi terletak pada koordinat 3,72 derajat lintang Utara dan 126,78 derajat bujur timur.
Gempa tersebut tepatnya berlokasi di laut pada jarak 34 km ke arah selatan Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 37 km.
Ia menuturkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, akibat adanya deformasi lempeng laut Maluku.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik mendatar atau oblique thrust)," katanya.