Suara.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah siap menghadapi 2022 dengan berbagai gebrakan dan inovasinya. Dengan kekuatan APBD sebesar Rp 10.405.185.797.113 atau Rp 10,4 triliun, pemkot telah menyusun berbagai program prioritas, yang fokus pada pemulihan ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, tahun 2022 banyak program yang langsung menyentuh masyarakat, karena banyak pemberdayaan sumber daya manusia (SDM)-nya. Apalagi pemkot bersama DPRD Surabaya sudah sepakat menggunakan APBD 2022 untuk kepentingan umat yang dapat langsung mengubah dan membawa kebaikan bagi umat Surabaya.
“Makanya dalam APBD 2022 ini, kita sangat fokus pada pemulihan ekonomi,” kata Wali Kota Eri di ruang kerjanya.
Bahkan dalam pemulihan ekonomi, Pemkot Surabaya tidak hanya mengandalkan dari APBD, karena pemkot menggandeng berbagai pihak untuk bersama-sama memulihkan ekonomi Surabaya.
“Cakupan pemulihan ekonomi ini sangat luas. Makanya kita bergotong-royong dengan semua pihak,” tegasnya.
Menurutnya, dalam pemulihan ekonomi, pemkot sudah merancang berbagai terobosan dan inovasinya yang terbagi ke dalam beberapa dinas dan berbagai sektor, mulai dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, sektor usaha mikro, perdagangan, sektor tenaga kerja, dan sektor ketahanan pangan.
Di sektor pariwisata, pemkot terus mengembangkan kawasan wisata terintegrasi yang akan dilakukan di kawasan belanja Tunjungan, dengan konsep pemberdayaan UMKM dan kampung wisata Ketandan Kebangsren dan Candi Rejo, integrasi THP Kenjeran-Sentra Ikan Bulak (SIB)-Jembatan Suroboyo, Wisata Air Kalimas sampai Dermaga Pethekan, Kampung Wisata Sontoh Laut, Wisata Religi Ampel, kawasan Wisata Kota Lama, kawasan Putat Jaya, dan Ekowisata Mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah.
“Kemudian dari sektor ekonomi kreatif, kita akan melakukan pembangunan dan penyediaan sarana prasarana untuk museum dan studio film di kawasan Putat Jaya, pembangunan Creative Space, pembuatan film tentang budaya dan sejarah Kota Surabaya, hingga pelatihan dan lomba pembuatan karya cipta ekonomi kreatif,” katanya.
Sedangkan dalam sektor usaha mikro, Pemkot Surabaya akan menyasar Sentra Wisata Kuliner (SWK), UMKM dan juga pasar. Bahkan, ia memastikan bahwa tahun depan pemkot akan melakukan pembangunan SWK Kalijudan, revitalisasi berbagai SWK di Surabaya, perbaikan sarana dan prasarana, pelatihan dari chef untuk pedagang SWK, hingga promosi yang nantinya akan bekerjasama dengan e-commerce.
“Kalau UMKM dan pasar, kita melakukan kemitraan permodalan untuk pelaku usaha mikro, pemasaran produk usaha mikro melalui media online maupun pameran, penerbitan sertifikasi produk halal, PIRT dan lainnya, termasuk revitalisasi Pasar Nambangan, Pasar Gununganyar dan Pasar Penjaringansari,” ujarnya.
Baca Juga: Rambah Jatim, Street Food Hotdog Boy dari OMB Bakal Buka Gerai di Surabaya
Selanjutnya dalam sektor perdagangan, pemkot akan melakukan optimalisasi pemanfaatan e-Peken, pelaksanaan operasi pasar, pemantauan atau survei harga di pasar modern dan pasar rakyat, pengawasan ijin usaha, dan juga kemudahan investasi dan perijinan melalui perijinan terintegrasi pada Surabaya Single Window (SSW).