Suara.com - Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masuk dalam daftar kandidat calon pemimpin ibu kota negara (IKN) Nusantara. Ia menjadi salah satu calon Kepala Otorita Nusantara yang dipertimbangkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Munculnya nama Ahok sebagai pemimpin calon ibu kota baru Indonesia itu memicu beragam respons, mulai dukungan sampai penolakan. Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin sendiri menjadi salah satu sosok yang mendukung Ahok menjadi pemimpin Nusantara.
Ngabalin mempertanyakan apa yang salah jika Ahok menjadi pemimpin ibu kota baru. Hal ini diungkapkan Ngabalin di akun Twitter resminya, @AliNgabalinNew dengan mengunggah video wawancaranya mengenai persoalan tersebut.
Menurutnya, pertimbangan Jokowi terkait Ahok sebagai calon pemimpin Nusantara sama sekali tidak bertentangan dengan faktor budaya Indonesia. Ia pun
"Kalau menyebutkan nama Ahok dan calon bagi ibu kota negara baru. Adakah yang ganjil di situ? Adakah yang bermasalah di situ? Atau adakah yang bertentangan dengan faktor budaya Indonesia?" kata Ngabalin seperti dikutip Suara.com, Kamis (20/1/2022).
"Ketika orang menyebutkan nama Ahok, kenapa kita rasa gatel badan, gemas-gemas, demam gitu hlo. Saat menyebutkan nama Ahok, salah satu dari 4 orang yang disebutkan oleh bapak presiden," lanjutnya.
Ngabalin mengungkap Ahok memiliki sejumlah kriteria penting sebagai calon Kepala Otorita Nusantara. Pertama dilihat dari usia Ahok yang dinilai masih muda dan enerjik.
Lalu Ahok juga memiliki kemampuan manajerial yang baik, resources yang bagus, dan kepemimpinan yang sudah tidak bisa diragukan. Terakhi, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga dianggap Ngabalin bisa membantai koruptor.
"Dia paling punya lima kriteria penting. Pertama, coba perhatikan. (Ahok) anak muda cepat ambil suatu keputusan, memiliki kemampuan manajerial yang oke, punya resources yang bagus. Dia punya kemampuan leadership, bisa membantai koruptor," jelas Ngabalin.
Seluruh kriteria itu, menurut Ngabalin sanggup mengantar Ahok menjadi pemimpin ibu kota negara Nusantara. Ia pun mendukung penuh jika Presiden Jokowi akhirnya menunjuk Ahok sebagai Kepala Otorita Nusantara.
"(Ahok) punya budaya yang bisa dipakai untuk memimpin sebuah ibu kota negara baru seperti itu. Kalau-kalau nanti ditunjuk oleh bapak presiden, ya saya lagi-lagi mengucapkan, 'Ahlan wa sahlan thola’al badru alayna'," ungkap Ngabalin.
Terakhir, Ngabalin juga membantah jika Ahok selama ini dianggap sebagai anak emas Presiden Jokowi. Ia menyebut sosok Ahok itu bukan anak kesayangan siapapun, melainkan hanyalah salah satu putra terbaik Indonesia.
"Kalau orang nyinyir mah apa aja bisa dipakai untuk istilah. Tidak ada anak emas, anak perak, anak berlian. Yang ada itu anak putra terbaik Indonesia yang memiliki kemampuan gitu aja sebenarnya," tandas Ngabalin.
Pernyataan Ngabalin itu langsung mendapatkan atensi warganet. Hingga berita ini dipublikasikan, video tersebut sudah disaksikan 2.200 kali, mendapatkan 120 retweet dan 380 tanda suka.
Warganet juga membanjiri kolom komentar cuitan Ngabalin tersebut dengan beragam pendapat. Banyak yang mendukung pernyataan Ngabalin dan menilai Ahok layak menjadi pemimpin Nusantara.
"Baru disebut udah meriang, gimana kalau kepilih? Dari sini kita bisa tahu siapa yang ambisi kuasai negara untuk kepentingan pribadinya atau golongannya. Siapa yang ingin kuasai negara untuk kepentingan bersama atau rakyat," komentar warganet.
"Pemimpin cakep, tegas, berani, jujur, dan transparan. Itulah Pak Ahok dan penting gunakan rem sebaik mungkin," ungkap wargnaet.
"Keren jawabannya, gak ada anak emas yang penting anak NKRI terbaik," puji warganet.
"Jawaban yang tajam, mengoyak otak yang tumpul," tambah yang lain.
"Orang jujur dan berintegritas seperti Ahok kok ditolak ya? Yang lebih lucu orang yang profesional dan berintegritas berkelas dunia seperti Ibu Sri Mulyani kok disuruh copot? Jadi oposisi itu baik sebagai penyeimbang, tapi jangan goblok," tulis warganet.
Namun, ada juga warganet yang menyebut Ahok tidak cocok memimpin ibu kota negara di Kalimantan Timur.
"Udah cukup lah bang di Jakarta gaduh. Udahlah jangan bawa-bawa ke daerah lain. Kasihan pribumi dibikin gaduh juga. Masa iya kita gak belajar dari pengalaman," komentar warganet.
"Kenapa Ahok? Kenapa bukan pribumi Kalimantan? Emang pribumi Kalimantan gak ada yang mampu?" tanya warganet.
Video yang mungkin Anda lewatkan: