Suara.com - Sosok Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan Gusdur memang tak bisa dilepaskan dari berbagai pernyataan humornya.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Gus Dur terekam dakwah mengenai indahnya keberagaman di Indonesia.
"Kalau kita, perbedaan-perbedaan kita teruskan, wah susah ini," ujar Gus Dur pada video yang diunggah oleh akun twitter @jas_hijai.
Pada video tersebut, ia bercerita tentang orang Sunda yang bertemu dengan orang Jawa di sebuah toilet umum.
Baca Juga: Videonya Ditonton 14 Juta Kali, Makeup Pria Lusuh Hasilnya Bikin Jantung Tak Aman
Kedua orang dengan beda bahasa tersebut diceritakan Gus Dur megalami kesalahpahaman yang lucu.
"Saya suka ngaji, orang Sunda" ujar Gus Dur.
"Orang Sunda itu di stasiun Cirebon, lama nunggu di depan WC, kakus," tambahnya.
Saat orang Sunda tersebut membuka pintu kamar mandi, keluarlah seorang dari dalam WC yang ternyata orang Jawa.
"Nah, si Sunda ini kan orangnya halus toh, [bertanya] atos? Maksudnya atos itu [artinya] sudah, gitu lo," ujar Gus Dur.
Baca Juga: Viral Antrean Panjang Borong Minyak Goreng di Minimarket, Warganet: Jangan-jangan Satu Keluarga Itu
Namun orang Jawa yang keluar dari kamar mandi salah paham, sebab kata 'atos' dalam bahasa Jawa berarti keras.
"Si Jawanya salah paham,'atos, mencret (diare),kok'," imbuhnya.
Video di Twitter tersebut ditonton lebih dair 2 ribu kali namun tak banyak mendapatkan respons dari warganet.
Selain di Twitter, video tersebut sempat diunggah di channel Youtube Syihab alhasim yang mendaatkan ratusan respons dari warganet.
"Bercandanya beliau (Gus Dur) yang menceritakan keberagaman Indonesia. Antara orang jawa dan orang sunda yang bertemu. Dan sempat salah paham dengan bahasa mereka. Beliau memberikan ilmu pada kita, tentang indahnya keberagaman di Indonesia," tulis pemilik channel Youtube Syihab alhasim.
"Atos bahasa jawanya keras seperti batu," komentar warganet.
"Asalamualaikum,bapak presiden semoga bapak Gus Dur, diampuni dosa dan kesalahannya, dan di terima amal ibadah nya Amin," imbuh warganet lain.
"Gue kangen zaman dulu negara ini damai dan suka gotong royong pas belum ada gerombolan ormas radikal tapi sekarang negara ini udaj mulai sering ada konflik sesama anak bangsa," tulis warganet di kolom komentar.
"Sosok yang dirindukan bangsa Indonesia," tambah warganet.
"Perbedaan itu memang harus akur," balas lainnya.
Bebapa hari belakangan, perosalan kata Sunda memang tengah ramai dibicarakan. Hal ini bermula dari Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan yang melarang seorang Kejati berbahasa Sunda di sebuah forum.
Arteria Dahlan meminta Kajati untuk dipecat dari jabatannya karena menggunakan bahasa Sunda saat rapat berlangsung. Hal tersebut diutarakan Arteria dalam rapat kerja komisi III DPR dengan Kejaksaan Agung, Senin (17/1/2022) lalu.