Suara.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Suharti mengungkapkan, sejak dimulai pembelajaran tatap muka di sekolah sudah ada 212 siswa yang terpapar Covid-19.
Suharti mengatakan, angka ini tergolong sedikit dari total peserta yang dites sebanyak 76.144 orang, sehingga PTM di sekolah masih aman untuk dilakukan.
"Active case finding ini dilakukan di 53 kabupaten/kota bersama dengan dinas kesehatan, hasilnya dari 1.812 sekolah dengan jumlah siswa sebesar 76.144 anak, hasilnya 0,28 persen yang positif, atau hanya 212 saja," kata Suharti, Rabu (19/1/2022).
Dalam paparannya terinci bahwa jumlah kasus positif Covid-19 pada siswa di sekolah pada November 2021 ada sebanyak 37 orang, Desember 2021 ada 110 orang, dan per 19 Januari 2022 ada sebanyak 65 orang.
Baca Juga: Capaian Vaksinasi Guru dan Murid Sudah 70 Persen, Kemendikbusristek: Ayo Pemda Buka Sekolah
Jumlah kasus paling banyak di tingkat Sekolah Dasar sebanyak 82 orang, SMP ada 70 orang, SMA ada 47 orang, PAUD ada 10 orang, dan Perguruan Tinggi ada 3 orang.
"Tentu evaluasi terus dilakukan, kami koordinasi terus dengan Kementerian Kesehatan jika ada kasus-kasus, juga kami memastikan bahwa ada tindak lanjut yang baik untuk memastikan semua tetap aman dari Covid-19," jelasnya.
Dalam Surat Keputusan Bersama 4 menteri diatur PTM wajib disetop minimal 14 hari jika terjadi penularan Covid-19 di sekolah, angka positivity rate dari tes acak di atas 5 persen, dan warga satuan pendidikan yang masuk notifikasi hitam di atas 5 persen.
"Apabila setelah dilakukan surveilans meskipun ada positif ternyata bukan merupakan klaster, maka yang ditutup adalah rombongan belajarnya selama 5x24 jam," tutur Suharti.
Oleh sebab itu, dia mendorong pemerintah daerah untuk tetap membuka sekolah untuk PTM 100 persen jika daerahnya sudah memenuhi syarat sesuai yang ditetapkan SKB 4 Menteri.
Baca Juga: Kemendikbudristek Catat 307.092 Sekolah Sudah Mulai PTM 100 Persen, Durasi Belajar Maksimal 6 Jam