Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, jika pemindahan ibu kota negara (IKN) bukan hanya sekedar memindahkan dalam segi fisik saja, tetapi dilakukan untuk memulai kehidupan yang baru.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pemberitaan BeritaSatu Media Holdings (BSMH) Primus Dorimulu usai menghadiri acara pertemuan Presiden Jokowi dengan pimpinan redaksi media. ia mengemukakan, pemindahan ibu kota menjadi salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
"Kemudian ibu kota negara, ya, ibu kota negara presiden menjelaskan bahwa yang paling utama bahwa ini betul-betul kita bukan sekedar memindahkan fisik ibu kota, penduduk gedungnya bangun baru," kata Primus di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (19/1/2022).
"Tetapi lebih pada ini adalah kita memulai dengan sebuah peradaban baru. Kota baru atau sebuah peradaban baru cara hidup baru yang betul-betul ramah lingkungan digitalisasi," katanya.
Baca Juga: UU IKN Disahkan, WALHI Anggap Terlalu Cepat dan Penuh Kepentingan Penguasa, Kok Bisa?
Rancangan ibu kota negara baru yang terletak di Penajam Paser Utara dan Sepaku, Kalimantan Timur (Kaltim) nantinya juga akan lebih mengedepankan kawasan hijau ketimbang pemukiman.
Bahkan menurutnya, presentasenya di ibu kota baru terdiri dari 10 persen penduduk dan 90 persen kawasan hijau.
Adapun Jokowi juga melaporkan progres pembangunan IKN kini tengah menyiapkan peraturan presiden (perpres) untuk otorita IKN.
"Sekarang kita menunggu ada lagi perpres soal apa namanya, soal itu badan harus ada perpres juga kan nanti siapa yang memimpin itu kemudian waktu di sana nanti ditentukan kapan groundbreakingnya saya pikir itu singkat kata dari presiden."
Baca Juga: IKN Baru di Kaltim, Usulan Soal Akronim Jabodetabek-nya Nusantara: BONUS SAMBAL TERONG