Suara.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau yang akrab dipanggil sebagai Cak Imin, mengatakan, bahwa dirinya banyak diminta oleh rekan-rekannya untuk menjadi calon presiden bukan calon wakil presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
"Kalau teman-teman saya inginnya saya sebagai capres. Sekarang semua (kekuatan PKB) bergerak untuk capres, tapi soal ke depan bagaimana, ya itu pasti ada proses. Saya ini menjalankan perintah partai saja,” kata Cak Imin kepada wartawan, Rabu (19/1/2022).
Cak Imin mengatakan, Pilpres 2024 nanti akan berbeda dengan Pilpres 2019. Pasalnya pada 2024 mendatang tidak ada lagi calon incumbent atau petahana yang akan maju.
Ia sadar betul bahwa pada 2024 nanti PKB tidak bisa tidak bisa mengusung calon sendiri karena terbentur aturan syarat minimal ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20%.
Baca Juga: Prediksi Duet Ganjar dan Puan di Pilpres 2024, Pengamat: Saya Pikir Berat
Maka, satu-satunya langkah politik yang bisa dilakukan adalah dengan membangun koalisi bersama partai lain hingga memenuhi syarat minimal PT 20%.
"Pertemuan kita dengan partai-partai hampir setiap saat di DPR, sudah memungkinkan untuk terus menjajaki," kata Cak Imin.
Kendati begitu, untuk sampai mengerucut pada koalisi pencalonan, menurut Cak Imin, saat ini masih terlalu dini.
"Masih terlalu dini, mungkin akan mengerucut menjelang hari H atau satu bulan sebelum pendaftaran," ucapnya.
Lebih lanjut, soal waktu penyelenggaraan Pemilu 2024 yang masih belum jelas, Cak Imin berharap Pemilu 2024 bisa digelar pada Februari.
Baca Juga: Dapat Dukungan Maju di Pilpres 2024, Luhut: Mengabdi Tak Harus Jadi Presiden
"Kita hampir rata-rata di DPR semua menyepakati Februari, semoga bisa disepakati Februari sehingga tidak mengganggu Ramadan dan Idul Fitri. Jadi, semua sudah tuntas sebelum Ramadan dan Idul Fitri. Kita juga ingin ada waktu yang cukup, konsekuensinya memajukan pilkada," imbuhnya.