Suara.com - Nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masuk dalam bursa calon pemimpin ibu kota negara Nusantara. Simak berikut profil Ahok selengkapnya.
Sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok menjadi sorotan publik. Kabar Ahok menjadi pemimpin ibu kota negara juga sempat membuat publik gaduh. Untuk mengenal lebih jauh sosok Ahok, simak profil Ahok berikut.
Latar Belakang Ahok
Ahok yang juga populer dengan panggilan BTP ini lahir di lahir Gantung, desa Laskar Pelangi yakni Belitung Timur, pada 29 Juni 1966. Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Baca Juga: Profil Abdullah Azwar Anas, Kepala LKPP yang Jadi Kandidat Pemimpin Ibu Kota Negara Baru Nusantara
Orang tuanya bernama Indra Tjahja Purnama (Tjoeng Kiem Nam) dan Buniarti Ningsing (Boen Nen Tjauw).
Pada 1997, Ahok menikah dengan Veronica Tan. Pernikahannya itu, Ahok dikaruniai empat orang anak yakni Nicholas Purnama, Nathania Purnama, Daud Albeenner Purnama, dan Yosafat Abimanyu Purnama.
Setelah menikah selama lebih dari 20 tahun bersama Veronica Tan, keduanya memutuskan bercerai pada 2018. Tak berselang lama, pada tahun 2019 Ahok menikahi Puput Nastiti Devi, seorang polwan yang usianya 33 tahun lebih muda darinya.
Pendidikan Ahok
Ahok menyelesaikan pendidikan SD hingga SMP di Belitung, lalu ia hijrah ke Jakarta dan menyelesaikan pendidikan SMA di SMA III PSKD. Kemudian Ahok meneruskan pendidikan tingginya di Fakultas Teknik Universitas Trisakti jurusan Teknik Geologi dan lulus tahun 1990.
Baca Juga: Jokowi Klaim Ibu Kota Baru dengan Nama Nusantara, Keputusannya Dinyinyiri Netizen Malaysia
Setelah menyelesaikan pendidikan S1, Ahok lantas melanjutkan pendidikan S2 di STIE Prasetya Mulya dan mendapatkan gelar Master Manajemen di tahun 1994.
Karier Ahok
Sebelum terjun ke dunia politik, Ahok mengawali kariernya di dunia bisnis pada 1992 sebagai Direktur PT Nurindra Ekapersada. Tahun 1994, Ahok bekerja di PT Simaxindo dan berhenti pada 1995 karena ia memilih membangun pabrik pengolahan pasir kuarsa di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur.
Setelah berhasil mengepakkan sayap sebagai pengusaha, Ahok lantan mengembangkan kariernya di dunia politik dengan bergabung di Partai Indonesia Baru (PIB) pada tahun 2004.
Ia lantas menjabat Ketua DPC PIB Kabupaten Belitung. Tahun 2005, Ahok terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung hingga tahun 2009.
Pada tahun yang sama, Ahok mencalonkan diri sebagai Bupati Kabupaten Belitung Timur bersama wakilnya Khairul Effendi, B.Sc periode 2005-2010.
Baru setahun menjabat sebagai Bupati Kabupaten Belitung Timur, Ahok maju dalam Pemilihan Gubernur Bangka Belitung di tahun 2007 dan didukung langsung oleh Gus Dur.
Meskipun kalah, hal itu tak menghentikan langkah Ahok untuk maju mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar. Hasilnya, Ahok berhasil duduk di kursi komisi II DPR RI.
Semenjak itu, karier politik Ahok semakin meroket. Pada tahun 2012, ia memutuskan keluar dari Golkar dan bergabung dengan Gerindra untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo.
Ahok menang dalam Pilkada DKI Jakarta tahun itu dan menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Namun dia tak bertahan lama di kursi itu.
Saat Jokowi terpilih sebagai Presiden, Ahok naik jabatan. Ia menduduki Gubernur DKI Jakarta dari 2014 hingga 2017.
Ahok kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 bersama pasangannya Saiful Hidayat Djarot. Tapi pasangan itu kalah tipis dari rivalnya yakni Anies Baswedan dan Sandi.
Kasus Ahok
Setelah dirinya diumumkan kalah dari Pilgub DKI Jakarta, pada 2017, Ahok juga harus mendekam di penjara selama dua tahun lantaran terbukti bersalah atas kasus penistaan agama.
Kini, setelah keluar dari penjara, Ahok diangkat menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Ia mendapat jabatan tersebut sejak November 2019.
Itulah profil Ahok yang menjadi kandidat ibu kota negara baru, Nusantara.