Suara.com - Polres Metro Jakarta Barat menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) kasus mafia tanah dengan korban seorang kakek Ng Je Ngay (70). Kasus tersebut dihentikan dengan dalih kurang alat bukti.
Kuasa hukum Ng Je Ngay, Aldo Joe menyebut SP3 itu tertuang dalam Surat Nomor: S.Tap/06/I/HUK.6.6./2022 Res JB. Surat tersebut ditandatangani langsung oleh Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo pada, 11 Januari 2022.
Dalam surat dijelaskan jika penyidikan terhadap tersangka inisial AG dihentikan.
“Untuk menjadi tersangka diperlukan dua alat bukti yang cukup. Sempat ditahan kok bisa menjadi kurang alat bukti alasannya," kata Aldo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (17/1/2022).
Baca Juga: Polisi Serahkan Tersangka Mafia Tanah Ibu Dino Patti Djalal ke Kejari Jaksel
"Ini menjadi tanda tanya besar, apakah alat bukti tersebut hilang, tercecer, dicuri, atau apa?," katanya menambahkan.
Aldo lantas mengklaim bahwa pihaknya telah melampirkan sejumlah barang bukti dalam kasus ini. Mulai dari saksi, ahli, hingga dokumen.
"Terkecuali sertifikan a quo hingga kini belum disita. Petunjuk, jelas penyidik mendapatkan petunjuk dari berbagai macam alat bukti yang telah dikumpul," ujar Aldo.
Di samping itu, kata Aldo, tersangka juga telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Bahkan, bersedia melakukan ganti rugi.
"Entah kenapa jadi belok-belok dari ditahan, kemudian ditangguhkan, hingga akhirnya sekarang dibebaskan dan berakhir pada penghentian perkara," bebernya.
Baca Juga: Viral Bandar Narkoba Nyaris Tabrak Anggota Polres Metro Jakarta Barat Saat Coba Kabur
Berkali-kali Surati Kapolda
Pada 4 Januari 2022, Ng Je Ngay kembali mengadu ke Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran terkait kasus mafia tanah. Ketika itu, dia mengadu dan meminta tersangka berinisial AG kembali ditahan.
Aldo menyebut permintaan itu telah disampaikan ke Fadil lewat sepucuk surat.
"Dalam surat kami ini permintaannya agar mafia tanah tersebut segera ditahan kembali," kata Aldo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (4/1/2022).
Aldo mengemukakan, tersangka AG sejatinya telah ditahan sejak 17 Desember 2021 di Polres Metro Jakarta Barat. Penahanan terhadap yang bersangkutan dilakukan usai pihaknya mengadu ke Kapolda, MA, hingga Kapolri.
Namun belakangan, kata Aldo, penahanan terhadap tersangka AG ditangguhkan tanpa alasan yang jelas.
"Setelah penahanan dilaksanakan yang kami sesalkan adanya intervensi dari oknum-oknum sehingga dari Polres Jakbar awalnya tegak lurus mau melimpahkan akan ditahan, akhirnya pelaku ini ditangguhkan," ungkap Aldo.
Dalam kesempatan itu, Aldo sempat menyinggung perkara kasus mafia tanah lainnya seperti yang dialami oleh mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal. Dimana, kata dia, umumnya tersangka dalam kasus mafia tanah yang menjadi perhatian Kapolri tidak pernah diberi penangguhan.
"Ini yang menjadi sorotan kami dan meminta tolong kepada Pak Kapolda untuk membantu rakyat kecil, ini klien kami tukang AC untuk mencari keadilan," pungkasnya.