Lewat Metode RT-LAMP, Biaya Tes COVID-19 Diperkirakan Bisa Lebih Murah Ketimbang RT PCR

Senin, 17 Januari 2022 | 21:05 WIB
Lewat Metode RT-LAMP, Biaya Tes COVID-19 Diperkirakan Bisa Lebih Murah Ketimbang RT PCR
Petugas kesehatan melakukan tes COVID-19 usap antigen kepada calon penumpang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (24/12/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mulai memperkenalkan alat pendeteksi COVID-19 RT-LAMP (reverse transcription loop mediated isothermal amplification) pasca mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan.

BRIN memperkirakan biaya penggunaan RT-LAMP jauh lebih murah dari RT PCR yang selama ini digunakan.

"Ya, jadi kalau dibandingkan dengan swab antigen, ini perkiraan ya, di atas swab antigen. Kalau dibandingkan dengan RT PCR ini bisa jadi lebih murah dari RT PCR," kata Kepala Pusat Riset Kimia BRIN Yenny Meliana dalam konferensi pers yang digelar virtual, Senin (17/1/2022).

BRIN mengungkapkan hal tersebut karena memang cara pendeteksian dengan menggunakan metode RT-LAMP lebih praktis ketimbang RT PCR.

Baca Juga: Sudah Vaksinasi Penuh? Pelancong Inggris Tak Perlu Lakukan Tes COVID-19 Saat Pulang

Ahli Biokimia BRIN Dr Tjandrawati Mozef menjelaskan kalau RT-Lamp hanya membutuhkan tempat untuk melakukan inkubasi sebagai proses pendeteksian virus.

"RT Lamp tidak membutuhkan peralatan mahal karena membutuhkan wadah untuk inkubasi di mana kita atur suhunya konstan selama reaksinya berlangsung misalnya disekitaran 60-65 menit," ujar Tjandrawati.

Karena itu, ia berharap RT-LAMP bisa menjadi alat deteksi alternatif bagi seluruh fasilitas kesehatan.

Kepala Pusat Riset Kimia BRIN Yenny Meliana dalam konferensi pers yang digelar virtual, Senin (17/1/2022). [Tangkapan Layar]
Kepala Pusat Riset Kimia BRIN Yenny Meliana dalam konferensi pers yang digelar virtual, Senin (17/1/2022). [Tangkapan Layar]

Pasalnya, RT-LAMP merupakan produk buatan dalam negeri, sehingga fasilitas kesehatan yang belum memiliki alat deteksi karena harus impor bisa melakukan tes deteksi ke depannya.

"Ini kita buat di dalam negeri. Jadi diharapkan RT LAMP bisa digunakan di faskes yang tidak memiliki alat PCR dan diharapkan bisa dijangkau lebih luas dan lebih masif lagi," harapnya.

Baca Juga: Tak Perlu Alat PCR Yang Mahal, BRIN Bikin RT-LAMP Alat Diagnonis Covid-19

Lagipula menurutnya, RT LAMP sama akuratnya dengan RT PCR yang selama ini kerap digunakan oleh fasilitas kesehatan untuk mendeteksi Covid-19.

BRIN memperkirakan biaya penggunaan RT-LAMP jauh lebih murah dari RT PCR yang selama ini digunakan. [Tangkapan Layar]
BRIN memperkirakan biaya penggunaan RT-LAMP jauh lebih murah dari RT PCR yang selama ini digunakan. [Tangkapan Layar]

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/3602/2021, RT-LAMP itu masuk ke dalam kategori tes molekuler Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) yang setara dengan Quantitative Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM).

"Cuma mohon dipahami lagi, ini harus disandingkan dengan metode sejenis. Bahwa kalau misalnya kita berbasis molekuler itu memang sudah diakui itu lebih akurat, efektif, lebih spesifik dibandingkan dengan metode non molecular," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI