Menilik Pandangan Islam Tentang Transplantasi Jantung Babi ke Manusia

Rifan Aditya Suara.Com
Senin, 17 Januari 2022 | 17:38 WIB
Menilik Pandangan Islam Tentang Transplantasi Jantung Babi ke Manusia
Pandangan Islam tentang transplantasi jantung babi ke manusia - Transplantasi jantung babi ke tubuh manusia. (Twitter/@UMmedschool)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berikut ini pandangan Islam tentang transplantasi jantung babi ke manusia. Seperti yang telah umum diketahui oleh orang muslim, bahwa babi merupakan hewan yang diharamkan dan najis.

Tapi belakangan ini organ babi dicangkokkan (transplantasi) pada manusia untuk menggantikan fungsi organ yang mengalami disfungsi. Lantas, bagaimana pandangan Islam tentang transplantasi jantung babi ke manusia? Apakah diperbolehkan, atau justru dilarang?

Sebagai tambahan informasi, cangkok atau transplantasi jantung babi ke manusia untuk pertama kalinya telah dilakukan di Amerika Serikat (AS). Operasi tersebut dipuji oleh banyak orang sebagai terobosan medis. Namun sebagian orang juga banyak yang mempertanyakan apakah prosedur tersebut etis, sehingga memicu kontroversi.

Sejumlah pihak mempertanyakan masalah moral terkait keselamatan pasien, hak-hak hewan, hingga masalah agama. Yang paling kencang terdengar tentu saja terkait agama, apalagi sosok di balik kesuksesan transplantasi ini, adalah Dr Muhammad Mansoor Mohiuddin di mana beliau adalah seorang muslim.

Baca Juga: Ramai Unggahan Pekerjaan yang Diharamkan, Warganet Malah Singgung Pesugihan dan Open BO

Beberapa sumber menyebutkan bahwa babi telah menjadi subjek pilihan untuk penelitian xenotransplantasi hampir secara baku. Lantas, kenapa bukan hewan lain?

Menanggapi hal ini, Dr Muhammad Mansoor Mohiuddin, direktur program xenotransplantasi jantung di University of Maryland Medical Center, dalam sebuah wawancara November 2021 (dikutip dari TRT World) menjelaskan bahwa:

"Sebagai Muslim, kami mungkin memiliki kendala dengan babi. Tapi untuk seluruh dunia, babi sudah umum dikonsumsi sebagai makanan. Kami telah sepenuhnya memetakan genom babi, dan kami tahu bagaimana babi berbeda dari manusia dan perubahan apa yang diperlukan untuk membuat organnya dapat diterima di tubuh manusia. Kami tidak tahu banyak tentang kambing atau sapi".

Sementara itu, Dr Mohammed Ghaly seorang profesor bidang Islam dan etika biomedis di Qatar's Hamad Bin Khalifa University merespons kontroversi semacam ini dengan menyebutkan bahwa pandangan utama para ulama adalah bahwa mungkin saja menggunakan bagian tubuh babi, selama kita tidak memiliki alternatif lain yang tersedia.

Pandangan Islam tentang transplantasi jantung babi ke manusia juga disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya.

Baca Juga: Heboh Unggahan Daftar Pekerjaan Haram: Ada Pegawai Bank, Artis hingga Tukang Sulap, Warganet Langsung Terbelah

Dilansir dari sebuah tayangan di kanal YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah pada tanggal 16 Januari 2022, Buya Yahya menyampaikan sebuah penjelasan mengenai bagaimana pandangan Islam tentang transplantasi jantung babi ke manusia.

"Kalau sudah seseorang itu dicangkok jantungnya, sudah pasti orang itu bukan orang sehat. Ini harus jadi catatan. Berarti pembahasan orang sakit, kalau orang sakit itu adalah tidak boleh bagi orang lain menjadi boleh untuk orang sakit. Apa yang akan diperdebatkan di sini?", ungkap Buya Yahya.

"Di dalam kasus pengobatan, kalau memang sudah tidak ada lagi sesuatu yang suci, maka ya bisa saja dan tidak ada masalah. Apalagi kasusnya, ini adalah orang yang darurat. Jika memang betul menurut ilmu, ahli, pakar, dokter, bahwa jantung babi ini bermanfaat untuk dicangkokkan pada jantung manusia, maka tidak perlu diperdebatkan", tambah Buya Yahya.

Seperti itulah pandangan Islam tentang transplantasi jantung babi ke manusia. Semoga Allah SWT selalu memberikan berkah dan perlindungan untuk kita. 

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI