Sekber Prabowo-Jokowi Dianggap Sampah Demokrasi, Sosok Otoriter Disinggung

Senin, 17 Januari 2022 | 11:34 WIB
Sekber Prabowo-Jokowi Dianggap Sampah Demokrasi, Sosok Otoriter Disinggung
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10). [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik Zaki Mubarak tak setuju dengan pengusung Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2024.

Zaki Mubarak menilai pendukung Prabowo-Jokowi sebagai sampah demokrasi.

"Pada dasarnya mereka pro status quo, takut dengan perubahan, dan tidak siap berdemokrasi," kata Zaki, dikutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com, Senin (17/1/2022).

Menurut Zaki, Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi bertujuan menjadikan Presiden Jokowi seperti Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga: Presiden Jokowi Bakal Bagi-bagi BLT di Pasar Sederhana Bandung

Tak hanya itu, Zaki juga menilai Sekber berusaha menjadikan Jokowi seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Jadi, dua penguasa otoriter yang ingin terus berkuasa dengan cara membolak-balik kekuasaannya," ujar Zaki.

Zaki menduga, Sekber ingin Jokowi untuk menyetir kekuasaan.

"Sekaligus melanjutkan kekuasaan para oligarkinya," imbuh Zaki.

Di sisi lain, Zaki mengakui bahwa ada kemungkinan Jokowi memiliki peluang menjadi wakil Prabowo.

Baca Juga: PDIP Diprediksi Tolak Duet Prabowo-Jokowi, Kesinambungan Trah Soekarno Disinggung

"Itu dimotivasi oleh ketakutan kepentingan ekonomi politik terancam setelah Pilpres 2024," tandasnya.

Sebelumnya, Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subianto dan Joko Widodo berduet di Pilpres 2024.

"Kami dari Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi mendorong Bapak Prabowo Subianto, calon presiden dan Bapak Joko Widodo, calon wakil presiden," kata Ketua Koordinator Sekber Prabowo Jokowi, G. Gisel.

Dalam deklarasi tersebut, Prabowo akan menjadi calon presiden. Sementara, Jokowi menjadi calon wakil presiden.

Alasan Prabowo Jokowi diduetkan dalam Pilpres 2024 ialah untuk menghilangkan adanya polarisasi ekstrem yang selama ini terbentuk di masyarakat.

"Di mana perbedaan-perbedan itu menjadi katakanlah perkelahian di masyarakat. kita ingin mencegah itu," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI