Pengamat Sebut Duet Puan Maharani-Prabowo di Pilpres 2024 Dianggap Lebih Menarik

Senin, 17 Januari 2022 | 11:13 WIB
Pengamat Sebut Duet Puan Maharani-Prabowo di Pilpres 2024 Dianggap Lebih Menarik
Ketua DPR RI, Dr. (H.C.) Puan Maharani. (Dok: DPR)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga menyebut PDIP akan lebih tertarik dengan duet antara Puan Maharani dan Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024.

Menurut Jamiluddin, PDIP akan menolak usulan duet Prabowo-Jokowi di Pilpres 2024.

"Jokowi sebagai kader PDIP dinilai sudah cukup mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negara selama dua periode," kata Jamiluddin, dikutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com, Senin (17/1/2022).

Ia menyebut, Puan Maharani memiliki potensi untuk diusung oleh PDIP.

Baca Juga: Muncul Kelompok Pendukung Usung Pasangan Prabowo-Jokowi, Pengamat: Merusak Demokrasi

Bahkan, menurut Jamiluddin, internal PDIP sudah ancang-ancang mengusung Puan Maharani.

"Bahkan, sinyalemen kuat Puan akan dipasangkan dengan Prabowo sebagai konsekuensi masuknya Ketua Umum Gerindra ke kabinet JokowI," ujarnya.

Jamiluddin memprediksi bahwa Megawati akan mengutamakan kadernya terlebih dahulu.

"Mega akan lebih mendahulukan kepentingan partainya, khususnya kesinambungan trah Soekarno," ungkapnya.

Seperti diketahui, Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subianto dan Joko Widodo berduet di Pilpres 2024.

Baca Juga: Soal Aturan Pelapor Kasus Korupsi Diberi Rp 200 Juta, Politisi Demokrat: Apakah Kang Ubed Dapat?

"Kami dari Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi mendorong Bapak Prabowo Subianto, calon presiden dan Bapak Joko Widodo, calon wakil presiden," kata Ketua Koordinator Sekber Prabowo Jokowi, G. Gisel.

Dalam deklarasi tersebut, Prabowo akan menjadi calon presiden. Sementara, Jokowi menjadi calon wakil presiden.

Alasan Prabowo Jokowi diduetkan dalam Pilpres 2024 ialah untuk menghilangkan adanya polarisasi ekstrem yang selama ini terbentuk di masyarakat.

"Di mana perbedaan-perbedan itu menjadi katakanlah perkelahian di masyarakat. kita ingin mencegah itu," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI