Suara.com - Pengamat politik M Qodari menilai Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tak akan menyetujui soal wacana Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipasangkan di Pilpres 2024.
Dikutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com, Jokowi tidak akan mungkin menjadi wakil Prabowo.
Qodari mengatakan, PDIP juga tidak akan sudi kader bintangnya dijadikan nomor dua pada Pilpres 2024.
Sebab, menurutnya, apabila Jokowi dijadikan sebagai wakil presiden maka PDIP kalah dari Partai Gerindra.
Baca Juga: Luhut: Presiden Imbau Masyarakat Batasi Mobilitas, Perkantoran WFH
"Karena kalau pasangannya adalah Prabowo-Jokowi, yang akan menjadi pemenang pemilu legislatif adalah Gerindra. Posisi PDIP sebagai partai pemenang Pemilu akan turun bergeser karena kalah populer oleh Partai Gerindra," kata Qodari, dikutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com, Senin (17/1/2022).
Menurutnya, PDIP akan menjadi kendala besar jika pasangan calon Prabowo-Jokowi maju di Pilpres 2024.
Lebih lanjut, ia mengatakan, sejauh ini PDIP masih ingin membangun skenario tunggal mengusung Prabowo-Puan Maharani.
"Karena apa? Karena kalau Prabowo-Puan, yang akan menjadi pemenang Pemilu legislatif adalah Partai Gerindra," bebernya.
Tak hanya itu, Qodari kemudian menduga bahwa Megawati tak akan rela menempatkan Jokowi menjadi di posisi kedua.
Baca Juga: Wakili Presiden Joko Widodo, Menpora Buka Indonesian Basket Ball League 2022
"Jadi apakah bisa atau nggak tanya dengan Bu Megawati. Tapi saya menduga Bu Mega cenderung tidak mau," pungkasnya.
Diketahui, Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subianto dan Joko Widodo berduet di Pilpres 2024.
"Kami dari Sekretariat Bersama (Sekber) Prabowo-Jokowi mendorong Bapak Prabowo Subianto, calon presiden dan Bapak Joko Widodo, calon wakil presiden," kata Ketua Koordinator Sekber Prabowo Jokowi, G. Gisel.