Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pengetatan mobilitas akan menjadi opsi terakhir yang akan dipilih pemerintah dalam upaya mengantisipasi lonjakan kasus omicron di Indonesia.
Menurut Koordinator PPKM Jawa-Bali itu dalam keterangan pers hasil rapat terbatas soal PPKM secara daring, penegakan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi akan jadi strategi utama.
"Berbagai langkah yang dilakukan adalah penegakan protokol kesehatan dan, lagi-lagi, percepatan vaksinasi itu sangat penting. Dan pengetatan mobilitas akan kami jadikan opsi terakhir untuk dilakukan," kata Luhut, Minggu (16/1/2022).
Luhut memastikan pemerintah akan melakukan berbagai langkah mitigasi agar peningkatan kasus yang terjadi lebih landai dibandingkan negara-negara lain, sehingga tidak membebani sistem kesehatan nasional.
Baca Juga: Soal Kebijakan Ekspor Batu Bara, Pengamat: Pemerintahan Jokowi Sekarang Amburadul
Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional atau KPC PEN itu mengimbau agar kegiatan perkantoran bisa diatur agar tidak perlu 100 persen WFO atau bekerja di kantor.
"Kami mengimbau, kalau di kantor tidak perlu 100 persen, ya tidak usah 100 persen yang hadir. Jadi diatur saja, lihat situasinya, apakah dibikin 75 persen untuk dua minggu ke depan, itu bisa dilakukan asesmen oleh kantor masing-masing. Khususnya kantor. Kalau industri saya kira tidak ada masalah," ujarnya.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan berdasarkan pemantauan kasus Covid-19 di Afrika Selatan, puncak gelombang omicron di Indonesia diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.
"Saya ulangi, dari hasil trajectory kasus Covid-19 di Afrika Selatan, puncak gelombang omicron diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini," katanya. (Antara)
Baca Juga: Menteri Luhut Sampai Minta Masukan Pakar Hadapi Lonjakan Kasus Omicron