Suara.com - Pria yang menyerbu sebuah sinagog Texas pada hari Shabat sempat menuntut pembebasan Aafia Siddiqui, wanita yang dikenal sebagai 'Lady Al Qaeda,' yang divonis 86 tahun penjara oleh AS.
Menyadur Daily Mail Minggu (16/1/2022), Siddiqui ditandai sebagai teroris dan ditangkap di Afghanistan tahun 2008 dengan 2 kg racun natrium sianida dan rencana serangan di Jembatan Brooklyn New York dan Gedung Empire State.
Dia menjalani hukuman 86 tahun di Pusat Medis Federal, Carswell di Fort Worth. Selama persidangannya, Aafia menuntut agar setiap anggota juri melakukan tes DNA untuk melihat apakah mereka orang Yahudi atau tidak.
Siddiqui, ibu tiga anak, menjadi wanita paling dicari di dunia oleh FBI. Dia diserahkan ke Amerika dan dihukum karena percobaan pembunuhan di pengadilan AS pada 2010.
Kebenciannya terhadap AS begitu kuat sehingga selama interogasi dia mengambil senapan dari salah satu pengawal dan menembak mereka sambil berteriak: 'Matilah orang Amerika'.

Profil Boston Globe 2014 menjawab apa yang terjadi dengannya selama 11 tahun ia menjadi mahasiswa di AS.
Di sana tertulis "sesuatu meradikalisasi wanita cerdas dan saleh yang tidak hanya lulus dari MIT tapi juga mendapat gelar doktor ilmu saraf dari Universitas Brandeis."
Siddiqui dikirim oleh ayahnya yang ahli bedah saraf dari Pakistan untuk belajar di AS dengan beasiswa parsial untuk belajar di MIT, Cambridge. Tiba di sana tahun 1991, ia tinggal bersama saudara laki-lakinya di Texas.
Selama satu tahun dia belajar di Universitas Houston dan memberikan pidato reguler tentang Islam. Salah satu yang paling terkenal adalah kata-katanya tentang hijab.
Baca Juga: Jejak Ustaz yang Ditangkap Densus, dari Jebolan Ponpes Baasyir hingga Ikut Bantu Al Qaeda
"Jilbab bukanlah batasan. Hal ini memungkinkan seorang wanita untuk dinilai dari isinya, bukan dari kemasannya, dari apa yang tertulis di halamannya, bukan dari karya seni yang cantik di sampulnya."