Pengamat Soroti Giring Serang Anies Bertubi-tubi: Dia Limbah Demokrasi, Tak Boleh Digubris

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Minggu, 16 Januari 2022 | 14:15 WIB
Pengamat Soroti Giring Serang Anies Bertubi-tubi: Dia Limbah Demokrasi, Tak Boleh Digubris
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat Politik Universitas Pamulang, Fatur Rahman Fadil, berpendapat bahwa Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Giring Ganesha, belum cukup matang dalam berpolitik.

Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Fatur mengatakan itu ketika Giring dengan lantang menyindir Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di hadapan Presiden Jokowi.

"Menjadi politisi itu bukan sesuatu yang sembarang masuk. Dunia yang tidak dimasukkan oleh sembarangan orang" kata Fatur Rahman dalam sebuah diskusi daring di kanal YouTube Nur Iswan Chanel, dikutip Minggu (16/1/2022). 

Menurutnya dunia politik itu dunia yang seharusnya dimasukkan oleh orang-orang khusus. Tidak cukup seperti Giring yang terkenal menjadi artis lalu kemudian masuk dalam politik praktis.

Baca Juga: Gibran Disebut Pantas Maju Menjadi Cagub DKI Jakarta, Giring: PSI akan Selalu Mendukung

"Dunia politik itu menurut saya adalah dari orang yang dari muda dia beraktivitas organisasi, memiliki pengetahuan tentang isu-isu publik," katanya. 

Giring Ganesha (Instagram/@giring)
Giring Ganesha (Instagram/@giring)

Dia mengatakan, orang yang terjun ke dunia politik, harus punya pengetahuan tentang sejarah bangsa, budaya, tentang ideologi, negaranya dan tentang pandangan.

Kata dia, menjadi politisi itu harus tampil sebagai sosok yang matang. Jika mengkritik, bukan berarti dilakukan dengan cara membabi buta seperti yang dilakukan oleh Giring.

"Yang seperti itu tidak pantas masuk di dalam dunia politik" ujar Fathur.

Dia berujar, Demokrasi ibarat sebuah mesin produksi. Setiap mesin produksi akan ada limbahnya yang dibuang. Menurut Fathur, jika Demokrasi adalah mesin produksi, maka Giring Ganesha adalah limbahnya.

Baca Juga: Berapa Gaji dan Tunjangan Anies Baswedan? Besaran Honor Gubernur DKI Jakarta Ini Bikin Publik Penasaran

"Demokrasi kalau kita persepsi sebagai mesin politik, maka kita harus menyadari munculnya orang semacam Giring itu merupakan limbah dari Demokrasi" ujarnya.

Sebagai limbah, Fathur menyarankan agar setiap ocehan Giring tidak perlu ditanggapi karena akan buang waktu dan energi.

"Saya melihat dia limbah dari Demokrasi karena itu tidak boleh digubris" pungkasnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI