Golkar Disebut Ngotot Usung Airlangga Meski Elektabilitas Jeblok, Pengamat: Tak Layak Dijual

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Minggu, 16 Januari 2022 | 13:22 WIB
Golkar Disebut Ngotot Usung Airlangga Meski Elektabilitas Jeblok, Pengamat: Tak Layak Dijual
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Dok: Kemko Perekonomian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa partai politik mulai menimbang sosok mana yang akan mereka usung sebagai calon presiden di pilpres 2024 mendatang.

Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Partai Golkar masih tetap ngotot akan mengusung ketua umumnya, Airlangga Hartarto maju Pilpres 2024.

Padahal, elektabilitas Airlangga Hartarto tak kunjung meningkat.

"Bahkan, hasil survei IPO menyebut elektabilitas Airlangga di bawah Dedi Mulyadi," jelas pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga dilansir Wartaekonomi.co.id, Jumat (14/1/2022).

Baca Juga: Rencana PKS, Demokrat dan Golkar Bakal Koalisi, Gerindra: Itu Bentuk Ikhtiar Untuk Merebut Kekuasaan

Menurut akademisi dari Universitas Esa Unggul, hasil tersebut sangat memalukan bagi Airlangga Hartarto.

"Mengingat, Airlangga sudah intens melakukan beragam kegiatan politik untuk mengerek elektabilitas," ungkapnya.

Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite PC-PEN memimpin langsung Rapat Koordinasi yang membahas persiapan acara Muktamar NU.
Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite PC-PEN memimpin langsung Rapat Koordinasi yang membahas persiapan acara Muktamar NU.

Oleh karena itu, jika dilihat dari elektabilitasnya, Airlangga Hartarto memang sangat tidak layak untuk diusung menjadi calon presiden (capres).

"Sebab, sulit bagi Golkar untuk mengerek elektabilitas Airlangga, karena sosoknya memang tak layak dijual," jelasnya.

Jamiluddin Ritonga menyebut, jika Golkar tetap memaksakan mengusung Airlangga, partai berlambang pohon beringin ini akan kehilangan momentum.

Baca Juga: Duh! Suara Ganjar Pranowo Kalah dari Puan Maharani di Pilpres 2024, Warganet: Siapa Yang Milih?

"Golkar sebagai partai yang selalu masuk dua besar dalam Pileg, tentu aneh bila terus ketinggalan kereta," jelasnya.

Oleh karena itu, Golkar terkesan tidak dapat mengoptimalkan sebagai partai besar karena salah mengusung capres dari kadernya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI