Suara.com - Punya tetangga memang terkadang ada saja dramanya. Seperti yang cerita perempuan ini dalam akun Twitter @seputartetangga.
Pada curhatannya perempuan tersebut menyatakan bahwa sang tetangga senang berkomentar mengenai bentuk badan dengan tone negatif atau body shaming.
"Dari lahir sampai sekarang aku tinggal di kampung ini. Aku enggak aktif di lingkungan karena yang sebaya sama aku sedikit dan teman-teman dekat aku juga rumahnya pada jauh," curhat prempuan tersebut.
"Apalagi dulu kuliahnya merantau dan pulang sekali setahun dan setelah lulus, pulang, langsung dapat kerja Senin-Sabtu," imbuhnya.
Baca Juga: Ramen Hack Lagi Viral di TikTok, Mi Instan Campur Es Krim, Apa Rasanya?
Dengan kegitannnya tersebut, ia mengaku kalau jarang bertemu dengan tetangganya. Namun sekalinya ketemu malah dikomentari bentuk badannya.
"Sekali ketemu langsung [ditegur] 'eh, jarang keliatan ya' dan diikuti embel-embel basa-basi lainnya. Dulu, waktu kuliah aku kurus, maklum anak kost. Tiap pulang kalau ketemu tetangga bilangnya 'kok kurus bgt ya sekarang, makan lah'," tulis perempuan tersebut menirukan tetangga.
Setelah bekerja, ia menyatakan bahwa ia mengalami kenaikan berat badan. Dengan kenaikan berat badan tersebut, tetangga kemudian mengganti topik basa-basinya.
"Dan basa-basinya jadi 'kamu kok gendut banget sekarang, belum juga punya anak, gimana nanti kalau udah punya anak?'," tambahnya.
Mulanya ia menyatakan bahwa ia santai saja dengan basa-basi tersebut, namun nyatanya tetap menjadi kepikiran juga.
Baca Juga: Bikin Iri! Guru Ini Siapkan Seblak untuk Murid yang Selesaikan Tugas
"Awalnya masih santai kak, tapi aku tau aku udah usaha workout tiap abis subuh, ngurangin makan sampai maag aku kambuh, tapi emang susah banget kak nurunin BB. Jadi aku makin malas ketemu tetangga tuh, tapi kalau enggak pernah keluar dibilangnya 'kok di kamar aja, main lah keluar sekali-kali'," curhat perempuan tersebut.
"Ada yang tetangganya gitu juga enggak sih?" tambahnya.
Curhatan tersebut tentu mendapatkan berbagai respons dari warganet.
"Ada, tetangga depan rumah, kalau aku pulang kampung, selalu dibilang gendutan, makin besar, bla bla," komentar warganet.
"Ada banget, bapak-bapak malah. Aku jarang keluar, kadang sabtu kerja, pas ketemu beliau basa-basinya 'sabtu kok masuk, kerja apa dikerjain tuh'," tambah warganet lain.
"Gue ingat gue ditanyain kenapa berangkat kerja pas weekend. Gue kerja di restoran makanya weekend pasti masuk. Cuman gue senyumin aja tetangga yang nanya begitu, dijelasin dia juga belum tentu ngerti," tulis warganet di kolom komentar.