Suara.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar turut menyampaikan duka atas gempa bumi Magnitudo 6,7 yang terjadi di Barat Daya Sumur, Banten, Jumat (14/1/2022).
Ia menginstruksikan seluruh kader partainya untuk segera memberikan bantuan kepada korban terdampak.
Gus Muhaimin meminta kepada kader partainya yang berada di wilayah Pandeglang serta lokasi terdampak lainnya, untuk bisa memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh para korban.
“PKB harus bergerak, seperti biasa kalau ada musibah bencana harus cepat menangani dan membantu mengatasi,” tegas Gus Muhaimin melalui keterangan persnya, Sabtu (15/1/2022).
Baca Juga: Fenomena Jarang Terjadi, Munculnya Hiu Paus di Bibir Pantai Beberapa Jam Sebelum Gempa Banten
Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk bisa meningkatkan kewaspadaan sebagai bentuk antisipasi adanya gempa susulan.
"Kepada semua pihak untuk saling bahu membahu antisipasi kalau ada korban. BMKG harus memberikan warning secepat-cepatnya antisipasi lalu bantuan kalau ada yang kena akibat gempa itu,” ujarnya.
Gempa Magnitudo 6,7 dengan kedalaman 10 km pada Jumat (14/1/2022), pukul 16.05 WIB mengakibatkan ratusan rumah di Pandeglang rusak.
Sebelumnya, tercatat 263 unit dan kini bertambah menjadi 738 unit rumah rusak di Pandeglang pasca-gempa Banten.
Diakui BPBD, jumlah kerusakan ini belum pasti karena diperkirakan masih akan bertambah.
Baca Juga: Update Gempa Banten: Rumah Rusak di Pandeglang Bertambah Menjadi 738 Unit di 27 Kecamatan
"Kemungkinan data bangunan rumah rusak itu terus bertambah," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Girgi Jantoro, dilansir laman Antara, Sabtu (15/1/2022).
Bangunan rumah yang rusak tersebar di 27 kecamatan dan 113 desa, namun yang terparah di Kecamatan Sumur, Cibaliung, Panimbang, Cimanggu, dan Cikeusik.
"Dari 738 bangunan rumah yang rusak terdiri atas rusak berat 164 unit, 413 unit rusak ringan, dan 170 unit rusak sedang," kata dia.
Sedangkan sarana pendidikan, kesehatan, pemerintahan, dan tempat ibadah yang rusak di antaranya gedung sekolah 13 unit, puskesmas 14 unit, kantor desa tiga unit, masjid empat unit dan satu unit tempat usaha.
"Kami hingga kini masih melakukan pendataan jumlah kerusakan bangunan dan belum mendata jiwa terdampak bencana," katanya.
Berdasarkan pengalaman bencana tsunami yang terjadi beberapa tahun lalu di Kabupaten Pandeglang, ujar dia, dipastikan korban bencana gempa magnitudo 6,7 akan menempati hunian sementara (huntara) sebelum mereka mendapatkan hunian tetap (huntap).
"Kami akan memberikan pelayanan terbaik kepada korban bencana agar mereka hidup layak. Kita yakin mereka bisa terpenuhi kebutuhan dasarnya karena berdasarkan pengalaman," ujar dia.