Suara.com - Kisah orang tua yang menyimpan jenazah anaknya selama berbulan-bulan di dalam rumah telah menggegerkan warga Plarakan, Moga, Pemalang, Jawa Tengah. Jenazah bernama Saskia Anggita Ramadani itu diketahui merupakan anak semata wayang pasangan Rohmat dan Prihatin.
Camat Moga, Umroni menyebut pasangan suami istri itu diduga mengikuti aliran tertentu. Hal ini menyebabkan mereka enggan mengubur putri semata wayang mereka yang masih berusia 14 tahun, dan memilih menyimpannya di dalam rumah.
Saskia diketahui sudah meninggal dunia sekitar 2 bulan yang lalu. Orang tua Saskia sendiri meyakini putrinya yang telah meninggal akan hidup kembali melalui proses ritual yang mereka jalani.
"Diduga orang tua korban mengikuti salah satu aliran yang menyebutkan bahwa anaknya itu belum meninggal bahwa jenazah itu masih hidup. Padahal sudah meninggal," jelas Umroni seperti dikutip Hops.id -- jaringan Suara.com, Kamis (13/1/2022).
Baca Juga: Bukan Cuma Penendang Sesajen, Pengunggah Video di Medsos Pun Diburu Polisi Jatim
Umroni menjelaskan bagaimana keluarga itu mengawetkan jenazah anaknya di dalam rumah. Ternyata, kedua orang tua Saskia memberikan obat dan ramuan ke jasad anaknya agar tidak menimbulkan bau.
"Ada upaya dari pihak keluarga korban untuk memberikan obat dan ramuan supaya tidak tercium bau menyengat," kata Umroni.
Aksi pasangan yang menyimpan jenazah anaknya itu akhirnya terbongkar setelah seorang warga melaporkan ke pihak kepolisian. Warga ini merasa curiga dengan keberadaan gadis yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP itu yang jarang terlihat.
Semakin mengejutkan, ini bukan kali pertama pasangan yang dikenal pendiam itu menyimpan jenazah di rumahnya. Sebelumnya, Rohmat dan Prihatin juga menyimpan jenazah adik mereka yang diyakini bisa hidup kembali jika menjalani ritual.
"Ini kedua kalinya, sebelumnya pernah ketahuan warga, adiknya sebelumnya menurut informasi telah meninggal, dan seminggu jenazahnya dibiarkan," beber Umroni.
Baca Juga: Bagaimana Hukum Menunda Penguburan Jenazah dalam Islam?
Aksi pasangan itu saat menyimpan jenazah adik mereka terbongkar satu minggu kemudian. Penyebabnya adalah jasad sang adik mengeluarkan bau menyengat sehingga warga setempat langsung turun tangan mendesak agar dimakamkan.
"Tapi jenazah itu memunculkan bau, sehingga mendesak warga masyarakat untuk memakamkannya," lanjut Umroni.
Mengenai jenazah Saskia, Umroni menjelaskan dirinya dan warga telah berhasil meminta orang tua untuk menguburkannya. Jenazah akhirnya dimakamkan di samping rumah Rohmat dan Prihatin.
"Kita turun langsung memberi penyadaran kepada orangtua untuk segera melakukan perlakuan terhadap jenazah agar dimakamkan, dimandikan, dikafani, disalati, dan dikubur di samping rumahnya," terang Umroni.
Lebih lanjut, Umroni berharap agar kejadian penyimpanan jenazah ini tidak kembalu terjadi. Ia juga langsung meminta sejumlah pihak menelusuri asal usul keyakinan tersebut agar tidak menjalar ke warga lainnya.
"Ini tidak boleh menjalar kepada warga yang lain," tandas Umroni.
Sementara itu, kasus ini sempat melibatkan kepolisian. Pihak kepolisian turun tangan untuk membujuk pasangan suami istri itu agar mau menguburkan anaknya secara religius.
"Setelah saya sampai di sana, memang betul ada anggota keluarganya yang meninggal. Dan dari info tim medis, dia sudah meninggal beberapa bulan sebelumnya," jelas pihak kepolisian.
"Setelah dilakukan negosiasi, pendekatan secara religius, dan agama, bersama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, akhirnya jasadnya bisa dilakukan pemakaman secara syariat Islam," sambungnya.
Video yang mungkin Anda lewatkan: