Videonya Bikin Sesak, Viral Bocah SD di Bekasi Dibully Hingga Tersungkur Memeluk Bola

Rabu, 12 Januari 2022 | 11:13 WIB
Videonya Bikin Sesak, Viral Bocah SD di Bekasi Dibully Hingga Tersungkur Memeluk Bola
Ilustrasi bullying atau perundungan. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Video seorang anak menangis dan tergeletak di jalan viral di media sosial. Pasalnya, bocah yang tengah menangis itu dibully oleh teman-teman yang lebih besar darinya.

"Twitter do your magic, bantu viralkan. Anak kelas 3 SD dibully secara enggak manusiawi oleh anak kelas 1 SMP di perumahan Mutiara Gading Timur (MGT) Bekasi," tulis akun Twitter @omtsur yang mengunggah video tersebut.

Pada video tersebut, anak berbaju biru tergeletak di jalan. Tak bisa berdiri dan memeluk bolanya. Namun bocah lain di sekitar malah hanya merekam sang anak.

"Camera invisible," ujar anak lain yang merekam bocah malah tersebut.

Baca Juga: Polisi Kantongi Identitas Penendang Sesajen di Gunung Semeru, Diduga Terafiliasi Abu Jibril

Anak-anak lain dalam video tersebut kemudian mulai menendang di bagian belakang tubuh, bahkan sedikit menginjaknya.

Sudah menangis tersedu-sedu, anak-anak lain bahkan menirukan tangisan bocah malang itu.

"Jadi guys hari ini kami akan membakar seseorang yang jatuh," ungkap anak lain.

Bocah dibully (twitter.com/omtsur)
Bocah dibully (twitter.com/omtsur)

Kronologi

Bocah yang tersungkur karena dibully itu bernama AZ, ia baru kelas 3 SD dan berbadan kecil. Kejadian bully terjadi pada MInggu (9/1/2022) di mana AZ tengah bermain di blok belakang cluster B perumahan MGT Bekasi.

Baca Juga: Pelaku Penendang Sesajen di Gunung Semeru Diburu, Potensi Adu Domba Antar Umat

Ia yang tengah bermain bola mulanya digangggu oleh DV yang menusuk-nusuk bokong AZ dan menyodoknya menggunakn kaki. Kemudian datang lagi ZE seorang siswa SMP yang ikut mengganggu AZ.

ZE berpawakan besar tanpa alasan menendang perut AZ yang tengah main bola hingga tersungkur. AZ kemudian menangis dan sesak napas hingga sulit untuk bangun.

"Melihat anak kecil itu jatuh, ZE kemudian malah tertawa-tawa mengejek sambil merekam dan berkata camera invisible," tulis akun Facebook Susana Sri Handayanti dalam statusnya yang discreenshoot @omstur.

Pada peristiwa tersebut, komplek perumahan sepi sehingga tak ada orang dewasa yang melarang.

"Lalu datanglah teman-teman yang lain yang ikut menertawakan sambil terus mempercandai mengatakan mau membakar badan Az yang masih tengkurap menangis," tulis Susana.

"Sesekali anak-anak itu juga menjejakkan kaki ke pantat AZ yang masih saja trus tengkurap menangis menahan sesak," imbuh lainnya.

Bocah dibully (twitter.com/omtsur)
Bocah dibully (twitter.com/omtsur)

Dampak Bully pada Anak

Bullying atau intimidasi sendiri adalah ancaman serius bagi kaum muda saat ini. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), bullying mempengaruhi 20% siswa sekolah menengah dan cyberbullying memengaruhi 16 persen siswa sekolah menengah.

Tentu saja, bullying dapat memiliki konsekuensi negatif bagi korban, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Dilansir dari Psycom, tiap anak cenderung menunjukkan perilaku yang berbeda selama atau setelah intimidasi oleh teman sebaya. Perlu dicatat bahwa intimidasi dapat berlangsung untuk waktu yang lama sebelum siswa mencari bantuan.

Sebuah studi UCLA terhadap 2.300 siswa di sebelas sekolah menengah di Los Angeles menemukan bahwa tingkat intimidasi yang tinggi dikaitkan dengan nilai yang lebih rendah di tiga tahun sekolah menengah.

Siswa yang dinilai sebagai yang paling diintimidasi memiliki kinerja akademis yang jauh lebih buruk daripada rekan-rekan mereka.

Efek pada korban yang diintimidasi dalam jangka pendek dapat meliputi:
• Isolasi sosial
• Perasaan malu
• Gangguan tidur
• Perubahan kebiasaan makan
• Harga diri rendah
• Menghindari sekolah
• Gejala kecemasan
• Mengompol
• Risiko penyakit yang lebih tinggi
• Gejala psikosomatis (sakit perut, sakit kepala, sakit otot, keluhan fisik lainnya tanpa penyebab medis yang diketahui)
• Kinerja sekolah yang buruk
• Gejala depresi

Dengan perawatan kesehatan mental yang segera dan tepat serta sistem pendukung yang ada, para korban dapat mencegah beberapa konsekuensi jangka panjang potensial dari intimidasi. Namun, tanpa bantuan, anak-anak berisiko untuk hal-hal berikut:
• Depresi kronis
• Peningkatan risiko pikiran untuk bunuh diri, rencana bunuh diri, dan upaya bunuh diri
• Gangguan kecemasan
• Gangguan stres pasca-trauma
• Kesehatan umum yang buruk
• Perilaku merusak diri, termasuk diri sendiri -harm
• Penyalahgunaan zat
• Kesulitan membangun kepercayaan, persahabatan dan hubungan timbal balik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI